Momentum HUT ke-75 RI, Suryani Institute for Mental Health Luncurkan E-book Meditasi

Kegiatan hanya dihadiri 25 orang dengan menjalankan protokol kesehatan, di Wantilan DPRD Provinsi Bali, Renon, Kota Denpasar, Bali, pada Sabtu

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Psikiater asal Bali, Prof. Suryani didampingi sang suami meluncurkan dua buah e-book di Wantilan DPRD Provinsi Bali, Renon, Kota Denpasar, Bali, pada Sabtu (22/8/2020). 

"Ikhlaskan melakukan berhasil tidak berhasil ini cara yang harus ditempuh untuk dekat dengan roh, kalau ingin menggunakan kemampuan spirit roh atma kita jangan kita mengosongkan pikiran, biarkan pikiran, emosi berfungsi tapi perhatian membiarkan apa adanya melatih semua fungsi tubuh untuk bisa dalam keadaan tenang dan menyamai kemampuan spirit, memang hal memerlukan disiplin," bebernya.

Berkaitan dengan masa pandemi covid-19, dilihat bukan musibah tetapi ujian untuk introspeksi diri apa sebenarnya yang terjadi.

"Kalau kita mau menerima itu tentu tenang. Meditasi adalah cara yang terbaik kita akan menerima anak suami saudara, dengan merasakan orang lain kita tidak lagi marah-marah memahami orang lain, marah muncul karena kita merasa paling tahu," ujarnya.

Dengan belajar dan pengalaman, kiranya Meditasi Relaksasi Spirit Suryani bisa dikembangkan dalam segala aspek kehidupan sehari-hari.

Mampu memunculkan ide yang bisa membuat hidup itu menjadi indah, bahagia, dan penuh dengan kemungkinan yang bisa terjadi di luar pemikiran manusia biasa, kalau Tuhan menghendakinya.

Buku setebal 108 halaman ini kini dikemas Iebih elegan dalam format e-book. Suryani hanya membutuhkan waktu satu hari untuk menyelesaikan buku ini.

Suryani mempercayakan diri kepada Tuhan dan Salam Semesta, apa yang tidak mungkin pun bisa menjadi mungkin.

"Silakan, siapa pun bisa menyebarkan asal sudah memahaminya yang penting sampaikan dari siapa sumber metode ini. Bukan untuk mengkultuskan seseorang. Tetapi agar kita sebagai bangsa Indonesia bangga ada metode dari Bali, dari Indonesia," jelasnya.

Sedangkan dalam e-book Biarkan Anak Berkembang Wajar setebal 250 halaman, mencoba mengajak pembaca untuk dapat melahirkan anak-anak berkualilas dan bermoral yang sehat secara fisik, mental dan spiritual.

Dalam e-book ini juga disampaikan bahwa apa yang terjadi pada anak sejak ia ada di dalam kandungan ibunya sampai seperti sekarang ini merupakan apa yang telah kita Iakukan sebelumnya.

"Pelajaran yang kami berikan, selama ini orang tua merasa benar dan anak tidak memberikan pandangan, saya ingin tunjukkan ke masyarakat walaupun berbeda posisi tetap sama saling menghargai dan menghormati," tuturnya.

Sementara itu, Dr. Cokorda Bagus menyampaikan, apa yang telah terjadi tidak periu disesali.

Maukah tidak mengulang kesalahan itu dan berjuang untuk berbuat Iebih baik lagi. kalau tidak bisa besok, Iusa, dan seterusnya. Jalan selalu terbuka buat mereka yang mau berubah.

“Dahulu saya mendapat pendidikan yang memberikan kebebasan pada anak untuk mengembangkan kemampuan belahan otak kanan berupa imaginasi, kepedulian kepada orang Iain seni, dan kemampuan spiritual," kata dia.

"Di samping mengembangkan belahan otak sebelah kiri berupa kemampuan berbahasa. logika, dan intelegensia. Saya dididik waktu kecil untuk mempelajari musik (piano, keybord, gitar dan drum), melukis, menulis, fotografi dan olah raga seperti berenang, tenis, dan basket," sambungnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved