Dukung Peningkatan Kunjungan Wisatawan Domestik, PHRI Jalin Kerjasama dengan INACA
Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani menjelaskan penandatanganan kerjasama antara asosiasi yang dipimpinnya dengan INACA merupakan bagian dari kegiatan
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menandatangani kerjasama penyediaan paket perjalanan wisata yang terjangkau dan aman bagi wisatawan domestik.
Hal tersebut dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat dan pelaku industri pariwisata yang terdampak Covid-19, sekaligus memberi kesempatan bagi para traveller untuk kembali berlibur
Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani menjelaskan penandatanganan kerjasama antara asosiasi yang dipimpinnya dengan INACA merupakan bagian dari kegiatan Safe Travel Campaign yang dilakukan kedua pihak dalam sebulan terakhir.
"Ada dua hal yang harus diperhatikan kalau ingin meningkatkan jumlah penumpang pesawat dan okupansi hotel di daerah wisata,” kata Hariyadi saat melakukan Penandatanganan Kerjasama Antara INACA dan PHRI di Novotel Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Sabtu (29/8/2020).
• 800 Ribu Peserta yang Lolos Kartu Pra Kerja Gelombang 5 Diumumkan Hari Ini, Cek Laman Prakerja.go.id
• Sudah Cek Rekening, Tapi Subsidi Rp 600.000 Belum Masuk? Ini Jadwal Pencairan Paling Lambat
• Obituari Kepala OJK Regional 8 Bali-Nusra, Selamat Jalan Pak Elyanus Pongsoda
Menurutnya hal pertama adalah, confidence masyarakat untuk kembali terbang bisa ditingkatkan dengan menjalankan protokol kesehatan.
Kemudian kedua, dari sisi pricing harus terjangkau sehingga orang tertarik pergi karena tidak memberatkan.
Hariyadi pemilik jaringan hotel di Indonesia itu menuturkan, semakin tinggi pergerakan penumpang pesawat dan okupansi hotel, maka perekonomian daerah wisata bisa kembali meningkat setelah dalam beberapa bulan terakhir merosot tajam akibat Covid-19.
Ia mencontohkan, Provinsi Bali adalah daerah yang sangat terpukul akibat Covid-19.
Sebab Bali sangat mengandalkan sektor pariwisata untuk menghidupkan perekonomiannya.
"Di Bali kapasitas kamar hotel yang tersedia ada 140.000. Sejak pandemi yang tutup hampir 80 persen. Bayangkan saja di Nusa Dua hanya ada 4 hotel yang buka. Akibatnya di kuartal II ekonomi Bali minus 10,98 persen," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia meminta kepada Pemerintah Daerah untuk mendukung upaya kedua asosiasi dengan memberi relaksasi pajak bagi perusahaan-perusahaan perhotelan dan maskapai.
"Jangan sampai baru mulai naik okupansi hotelnya, langsung dikejar-kejar pajak," tambah Hariyadi.
Sementara Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja menambahkan, asosiasi mempersilakan maskapai anggotanya untuk berdiskusi secara business to business dengan jaringan hotel di bawah PHRI.
"Asosiasi hanya memberikan payung dan menjembatani. Nanti pembahasannya dilakukan masing-masing tim dari airline dan hotel. Kalau paketnya menarik dan harganya terjangkau, saya yakin bisa menggerakkan masyarakat untuk bepergian lagi," imbuh Denon.
• Shin Tae-yong Jelaskan Tujuan Latihan Gunakan Kaos Kaki Beda Warna