Laut Mediterania Memanas, Turki Umumkan Gelar Latihan Perang Setelah Bersitegang dengan Yunani
Hal itu terjadi setelah Turki mengumumkan dan bersiap untuk menggelar latihan militer di barat laut Siprus selama 14 hari ke depan.
TRIBUN-BALI.COM, ANKARA - Hubungan dua negara antara Turki dan Yunani memanas.
Hal itu terjadi setelah Turki mengumumkan dan bersiap untuk menggelar latihan militer di barat laut Siprus selama 14 hari ke depan.
Praktis pernyataan tersebut memantik ketegangan baru setelah kedua negara kerap terlibat konflik perbatasan di Laut Mediterania.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (29/8/2020), kedua negara tersebut bersitegang atas sengketa klaim hak eksplorasi di Laut Mediterania timur.
Sebelumnya, Turki meneken kesepakatan dengan Libya sedangkan Yunani menandatangani kesepakatan dengan Mesir.
Kesepatan tersebut seputar pada batas-batas maritim antara kedua belah pihak.
Hal itu semakin memicu perselisihan yang berkepanjangan antara Yunani dengan Turki.
Selain itu, Turki juga mengirim kapal survei minyak dan gas ke perairan Mediterania timur bulan ini. Dua pekan lalu, kapal fregat Yunani dan Turki bertumburan.
Kapal fregat Turki mengawal kapal survei minyak dan gas Oruc Reis Turki.
Pada Kamis (27/8/2020), Kementerian Pertahanan Turki mengatakan jet tempur F-16 Turki mencegat enam unit F-16 Yunani yang memasuki daerah operasi mereka.
Pada Jumat (28/8/2020) malam, Turki mengeluarkan pemberitahuan Navtex atau pesan peringatan untuk pelaut.
Dalam pemberitahuan tersebut, Turki akan mengadakan "latihan meriam" mulai 29 Agustus Sabtu hingga 11 September di lepas pantai barat laut Siprus.
Diplomat utama dari Uni Eropa mengatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan sanksi terhadap Turki yang dapat dibahas pada pertemuan puncak pada akhir September.
Hal itu merupakan tanggapan atas kebuntuan penyelesaian masalah antara Turki dengan Yunani.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Makin Tegang dengan Yunani, Turki Umumkan Latihan Militer",