Stres Akut dan Stres Kronis, Mana yang Lebih Berbahaya?
Saat mengalami situasi berbahaya, tubuh mengeluarkan respons stres. Kondisi ini membuat tubuh kita dibanjiri oleh hormon untuk mempersiapkan diri
Stres akut biasanya terjadi karena kita terlalu memikirkan peristiwa yang baru saja terjadi atau menghadapi tantangan yang akan datang dalam waktu dekat.
Misalnya, seseorang mungkin merasa stres karena pertengkaran yang baru dialaminya atau tenggat waktu pekerjaan yang akan datang.
Penyebab stres akut seringkali bisa diatasi dengan cepat.
Stres akut biasanya tidak menyebabkan efek samping jangka panjang seperti stres kronis.
Namun, stres akut yang berulang dalam waktu lama bisa menjadi stres kronis.
• Ramalan Zodiak 31 Agustus 2020, Aries Akan Mendapatkan Bimbingan, Virgo Bersantailah
• Resep Membuat Donat Kentang Tabur Gula yang Lembut, Ini Bahan yang Diperlukan
- Stres kronis
Jenis stres ini berkembang dalam waktu lama dan lebih berbahaya.
Bisanya, kondisi ini terjadi ketika seseorang tidak dapat menemukan cara untuk menghindari pemicu stres dan berhenti mencari solusi.
Pengalaman traumatis di awal kehidupan juga dapat menyebabkan stres kronis.
Stres kronis membuat tubuh sulit untuk kembali ke tingkat aktivitas hormon stres yang normal dan bisa memicu berbagai masalah kesehatan berikut:
- gangguan kardiovaskular
- masalah pernapasan
- kualitas tidur berkurang
- imun menurun.
Kondisi stres yang terus-menerus juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Stres kronis juga bisa menyebabkan depresi, kecemasan, dan gangguan kesehatan mental lainnya, seperti gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Gejala stres
Orang yang mengalami stres biasanya terlihat dari perilakunya.
Berikut hal-hal umum yang sering dilakukan seseorang saat stres:
- nafsu makan berkurang atau makan terlalu banyak
- amarah meledak-ledak
- penyalahgunaan narkoba dan alkohol
- terlalu banyak merokok
- menarik diri dari kehidupan sosial
- sering menangis.