Corona di Bali
Pandemi Covid-19 Diharapkan Jadi Starting Point Menciptakan Keseimbangan Perekonomian Bali
Situasi ini disebabkan karena perekonomian Bali sebagian besar ditopang oleh sektor tersier yakni pariwisata.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), perekonomian masyarakat Bali sangat anjlok.
Hal ini dibuktikan dengan merosotnya ekonomi Bali di kuartal I yang minus sebanyak 1,14 persen dan terjerembab ke 10,98 persen pada kuartal II tahun 2020.
Situasi ini disebabkan karena perekonomian Bali sebagian besar ditopang oleh sektor tersier yakni pariwisata.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali, Gede Kusuma Putra menilai, momentum saat ini harus dijadikan starting point guna menciptakan atau membuat keseimbangan baru dalam struktur ekonomi Bali.
• Fraksi NasDem DPRD Buleleng Kecewa Dana Hibah Bansos 2020 Tidak Cair
• Kasus Covid-19 Catatkan Rekor Tiga Hari Berturut-turut, Epidemiolog Minta Jokowi Tarik Tuas Rem
• Polisi Sudah Periksa 105 Saksi Terkait Kebakaran Gedung Utama Kejagung, Ini Rinciannya
"Tidak harus harus alergi dengan pariwisata, karena masyarakat dan negara meyakini bahwa tourism industry adalah cara yang paling mudah, murah dan cepat," kata dia dalam rapat paripurna ke-15 masa persidangan II tahun 2020 DPRD Bali, Senin (31/8/2020).
"Pariwisata bagi Bali adalah berkah, tetapi kalau ada kejadian atau kondisi yang mengganggu, pariwisata bagi Bali adalah bencana," imbuh Koordinator Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Perubahan Atas Perda Nomor 11 tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Semesta Berencana tahun anggaran 2020 itu.
Dirinya menilai, sektor primer yakni pertanian dalam arti luas perlu dengan sungguh-sungguh di desain dan didorong untuk bisa memberikan kontribusi yang lebih terhadap perekonomian Bali.
Hal yang sama juga perlu dilakukan di sektor sekunder seperti perdagangan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan kerajinan.
"Karena sudah terbukti berkali-kali sesungguhnya mereka-mereka di dua sektor inilah yang menjadi benteng sekaligus pahlawan ekonomi Bali," jelasnya.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menilai, upaya berswadesi untuk lingkup Bali atau berdikari perlu terus juga digalakkan disemua lini atau lapisan masyarakat.
Hal itu perlu dilakukan agar semua masyarakat yang berproduksi/ menghasilkan barang, baik hasil pertanian, perkebunan, kerajinan dan lain-lain terserap di pasar lokal yang berujung pada peningkatan daya beli masyarakat.
Untuk ini, dirinya mengapresiasi pasar gotong royong yang diselenggarakan setiap Jumat oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sebagai contoh riil berdikari dan perlu dimasukkan di semua lini atau kelompok masyarakat.
Ia juga menilai, Pemprov Bali perlu mendorong dan memfasilitasi tumbuh kembangnya jiwa-jiwa kewirausahaan di masyarakat sehingga nantinya mereka mampu menggerakkan perekonomian Bali dari sisi produsen, bukan dari sisi konsumen saja. (*)