Update Covid-19 di AS: Sehari Ada 1.006 Kematian Baru Sehingga Total Menjadi 182.149, Trump: Wajar
Artinya, dalam sehari jumlah warga AS yang meregang nyawa akibat Covid-19 mencapai 1.000 jiwa lebih.
TRIBUN-BALI.COM - Pada Minggu (30/8/2020) waktu Amerika Serikat (AS), dilaporkan ada 1.006 kematian baru akibat Covid-19.
Artinya, dalam sehari jumlah warga AS yang meregang nyawa akibat Covid-19 mencapai 1.000 jiwa lebih.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Minggu (30/8/2020) waktu setempat melaporkan 1.006 kematian baru akibat Covid-19 sehingga menambah total menjadi 182.149 kematian.
Pihaknya juga melaporkan total 5.934.824 kasus Covid-19, termasuk 44.292 kasus tambahan.
• Celuk Lingsir Taklukkan Kutuh 4-1, Derbi Bangli Dimenangi Kubu Legends
• Sikap Apa yang Bisa Kalian Tiru dari Tiga Sahabat Pemberani? Ini Jawaban TVRI Kelas 1-3 SD
• Jadwal & Link Streaming Belajar dari Rumah TVRI, Senin 31 Agustus 2020, Kelas 4-6: Bilangan Cacah
CDC memperbarui data statistik mengenai penyakit pernapasan tersebut pada Sabtu pukul 16.00 Waktu Timur, dibanding data sehari sebelumnya.
Angka CDC tentu saja tidak mencakup jumlah kasus yang dilaporkan oleh setiap negara bagian.
Hingga kini AS menempati posisi teratas sebagai negara yang paling parah terkena dampak pandemi Covid-19 dalam aspek jumlah kasus dan korban kematian.
Mengenai tingginya angka kasus infeksi, Presiden AS Donald Trump berlogika bahwa wajar jika AS menemukan banyak kasus penularan karena AS melakukan uji corona secara masif.
Jika satu negara tak melakukan uji secara masif, kasus yang ditemukan pun akan rendah.
Karena itu beberapa waktu lalu Trump mengusulkan kepada otoritas kesehatan bahwa warga negara AS yang tak menunjukkan gejala corona, tak perlu diuji.
Namun anjuran Trump yang dijadikan panduan otoritas di level federal mengenai uji corona, bahwa sebaiknya dilakukan kepada orang yang menunjukkan gejala, tak diikuti oleh beberapa negara bagian.
Otoritas California, New York dan Texas menyatakan bahwa mereka akan tetap melakukan uji corona terhadap mereka yang tak memperlihatkan gejala Covid-19 namun menjadi kontak dekat dengan pengidap virus corona.
AS laporkan total 5.228.817 kasus corona
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat melaporkan total 5.228.817 kasus virus corona dengan 166.317 kematian pada Jumat (14/8/2020).
Terjadi penambahan baik dalam kasus maupun kematian Covid-19, yakni 52.779 kasus dan 1.169 kematian.
• Update Covid-19: Kasus Positif di Bali Capai 5.078, DKI Jakarta Tembus Rekor Penambahan Kasus Harian
• Bantu Petani di Tengah Pandemi, Krisna Oleh-Oleh Bali Gelar Gebyar Pasar Minggu untuk Ketiga Kalinya
• Ciri-ciri Corona, Keluar Lendir dari Saluran Pernapasan, Hati-hati Jika Sudah Berwarna Gelap
CDC menyampaikan data mengenai penyakit pernapasan tersebut pada 13 Agustus pukul 16.00 Waktu Timur AS dibanding sehari sebelumnya.
Jumlah yang diumumkan oleh CDC tentunya tidak mewakili laporan kasus Covid-19 dari setiap negara bagian.
AS cabut imbauan perjalanan global terkait Covid-19
Sebelumnya diberitakan, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Kamis (6/8/2020), mencabut imbauan perjalanan global berisi saran kepada warga negara AS untuk tidak melakukan perjalanan internasional karena pandemi Covid-19.
Sebagai gantinya, AS mengeluarkan peringatan tingkat tinggi atas sederet negara individual.
"Dengan kondisi kesehatan dan keselamatan yang membaik di beberapa negara dan berpotensi memburuk di negara lain, departemen kembali ke sistem sebelumnya, yaitu memberikan imbauan perjalanan terkait negara-negara tertentu," kata Deplu AS dalam sebuah pernyataan yang mencabut imbauan "Jangan Bepergian".
CDC juga mencabut imbauan global, yang berisi permintaan agar warga negara AS tidak melakukan perjalanan tak penting karena pandemi virus corona.
Namun, hampir semua negara masih ditempatkan oleh CDC pada Tingkat 3 imbauan untuk tidak dikunjungi.
Sejumlah negara, termasuk Thailand, Selandia Baru, dan Fiji, ditempatkan pada Tingkat 1, yang berarti berisiko rendah.
Deplu mengeluarkan peringatan kewaspadaan yang diperbarui soal kunjungan ke berbagai negara.
Salah satu peringatan itu berupa "Tingkat 4: Jangan Bepergian" ke 30 negara, termasuk India, Rusia, Bangladesh, Belize, Bolivia, Kosta Rika, Republik Dominika, Mesir, El Savador, Haiti, Iran, Kosovo, Kazakhstan, Mongolia, Honduras dan Libya.
Deplu juga mengeluarkan imbauan "Tingkat 3: pertimbangkan untuk tidak melakukan perjalanan" ke sejumlah negara, termasuk negara-negara anggota Uni Eropa, Inggris, Vietnam, Sri Lanka, Liberia, Armenia, Filipina, Laos dan Australia.
AS telah melarang masuk sebagian besar warga negara asing dari berbagai belahan dunia memasuki wilayahnya, termasuk dari Uni Eropa dan China.
China telah dimasukkan oleh Deplu AS ke dalam daftar imbauan "Jangan Bepergian" tersebut sejak Juni.
Deplu pertama kali mengeluarkan Imbauan Kesehatan Global Tingkat 4 "Jangan Bepergian" pada 19 Maret, sementara CDC menerapkan level tertingginya "Tingkat 3" pada 27 Maret.
AS masih melakukan pembicaraan dengan EU soal izin bagi sebagian besar warga negara AS untuk kembali bepergian ke Eropa. (Antaranews)