Penelitian Ungkap Pewarna Rambut Berkaitan & Beresiko Picu Kanker Payudara, Begini Penjelasannya
Penelitian terbaru mengungkap adanya kemungkinan keterkaitan antara pewarna rambut dengan beberapa jenis kanker payudara, kanker rahim bahkan kanker
TRIBUN-BALI.COM - Penelitian terbaru mengungkap adanya kemungkinan keterkaitan antara pewarna rambut dengan beberapa jenis kanker payudara, kanker rahim bahkan kanker kulit.
Hasil studi terbaru itu melibatkan populasi besar dan dimuat laman berita Gizmodo, pada Jumat (4/9/2020); risiko kanker seringkali merupakan hal yang sangat sulit untuk dipelajari dan dipastikan.
Studi tersebut mengungkap ada 5.000 bahan kimia ditemukan dalam produk pewarna rambut dan beberapa di antaranya diketahui bersifat karsinogenik.
Namun, timbulnya kanker dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk genetika seseorang, lingkungan, dan kekuatan paparannya.
Oleh sebab itu, yang masih menjadi pertanyaan adalah seberapa besar risiko tambahan dari pewarna rambut jika memang ada.
Nah, studi yang dipublikasikan di BMJ minggu ini mencoba menyelidikinya dengan melihat data dari proyek penelitian lain bernama Nurses' Health Study.
Studi itu melacak kebiasaan kesehatan dan gaya hidup partisipan sejak 1976 dengan mengirimkan kuesioner kepada lebih dari 120.000 wanita berusia antara 30 sampai 55 tahun setiap dua atau empat tahun sekali.
Para peneliti dari studi di BMJ mengamati 117.200 wanita yang menjawab apakah mereka pernah menggunakan pewarna rambut permanen atau tidak, dan bebas dari kanker pada awal penelitian.
Rata-rata partisipan diikuti kondisinya selama 36 tahun, dengan sepertiga dari mereka melaporkan penggunaan pewarna rambut beberapa kali dalam hidup mereka.
Selama durasi tersebut, ada lebih dari 47.000 kasus kanker yang dilaporkan oleh para partisipan, dan lebih dari 4.800 kematian.
Studi BMJ tidak menemukan hubungan yang signifikan antara kemungkinan sebagian besar kanker dengan penggunaan pewarna rambut, terlepas dari seberapa lama atau sering perempuan tersebut menggunakan pewarna rambut.
Namun, bila dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan pewarna rambut, wanita yang pernah menggunakan pewarna rambut tampaknya memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara hormon negatif.
Untuk diketahui, kanker payudara hormon negatif adalah bentuk kanker payudara yang cenderung tumbuh lebih cepat, memengaruhi wanita yang lebih muda, dan tidak merespons pengobatan yang memblokir atau menurunkan hormon estrogen dan progesteron.
Lalu, para wanita ynag pernah menggunakan pewarna rambut juga ditemukan memiliki risiko terkait kanker ovarium dan karsinoma sel basal (kanker kulit paling umum) yang lebih tinggi.
Hasil studi baru ini sesuai dengan penelitian lain, seperti studi tahun 1994, yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pewarna rambut dan berbagai jenis kanker.