2 Tahun Kepemimpinan Koster-Ace, Sebut Pembangunan Ini sebagai Kebangkitan & Kejayaan Peradaban Bali

Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardana Sukawati menyampaikan pencapaian kinerja kepemimpinan mereka

Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
Istimewa
Penyampaian pertanggungjawaban 2 tahun pencapaian kinerja kepemimpinan gubernur dan wakil gubernur Bali periode 2018-2023 di Gedung Ksirarnawa Art Center, Sabtu (5/9/2020) 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardana Sukawati menyampaikan pencapaian kinerja kepemimpinan mereka selama dua tahun di Gedung Art Center Denpasar, Sabtu (5/9).

Gubernur Wayan Koster mengatakan selama dua tahun, duet pemimpin ini telah berhasil menurunkan angka kemiskinanan menjadi 3.78 persen.

Dengan demikian Bali menempati peringkat 1 dalam kelompok provinsi dengan angka kemiskinan terendah secara nasional.

"Ini prestasi pertama kali bisa melampaui Provinsi DKI Jakarta. Sebelumnya selalu di bawah Jakarta," katanya.
Selama dua tahun masa kepemimpinan Koster-Cok Ace juga sukses menurunkan angka pengangguran terbuka menjadi 1.21 persen.

Di bidang pariwisata, Bali masih menjadi destinasi terbaik dunia.

"Mempertahankan Bali sebagai pulau dengan predikat destinasi terbaik di dunia versi Trip Advisor tahun 2020. Walaupun masih dalam masa pandemi, namun tetap terbaik," kata Koster.

Tekan Angka Covid, Danramil Kubutambahan Ajak Masyarakat di Wilayahnya Solid Patuhi Pergub 46/2020

Disindir Punya Gigi Mirip Drakula, Pria Ini Marah dan Habisi Pacar Paruh Bayanya di Hotel

Login via www.prakerja.go.id, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 7 Kuota Terbatas

Bali meraih peringkat 2 secara nasional untuk indeks pembangunan kebudayaan.

Menurut Koster ini juga merupakan yang pertama.

Dalam pelaksanaan program strategi nasional pencegahan korupsi dari KPK, Bali menempati peringkat 1 dari 5 provinsi terbaik nasional.

Koster menyinggung Perda Desa Adat dan peraturan pelaksanaannya serta anggaran masing-masing sebesar Rp 300 juta kepada 1.493 desa adat di Bali. Total anggaran untuk desa adat Rp 447.9 miliar.

“Juga telah dibentuk Dinas Pemajuan Masyarakat Adat yang secara khusus menangani desa adat. Ini dinas pertama dalam pemerintah Provinsi Bali,” kata Koster.

Dikatakannya, pemerintah membangun kantor Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali serta pembangunan kantor MDA di Kabupaten Jembrana, Karangasem, Bangli, Tabanan, Gianyar, Buleleng serta Kota Denpasar.

Semua kantor MDA ini menggunakan lahan provinsi serta dana CSR kecuali Gianyar menggunakan APBD.

Ditargetkan semua kantor MDA selesai pada Desember 2020.

“Kabupaten Badung dan Klungkung akan dibangun tahun 2021. Tapi tidak menutup kemungkinan Badung dan Klungkung akan dibangun akhir tahun 2020 karena sudah ada bantuan dari CSR lagi,” katanya.

Selama dua tahun ini, lanjut Koster, produksi dan omset busana adat Bali meningkat sebagai dampak penerapan Pergub Bali Nomor 79 tahun 2018 tentang penggunaan busana adat Bali.

Sampah plastik berkurang sebanyak 90 persen di pasar modern, hotel, dan restoran. Sementara di pasar tradisional berkurang sebesar 35 persen.

Menurutnya, hal ini adalah imbas penerapan Pergub Nomor 97 tahun 2018 tentang pembatasan penggunaan sampah plastik sekali pakai.

“Keberpihakan nyata pada kearifan lokal terlihat dengan menggeliatnya usaha destilasi arak Bali dengan dikeluarkannya Pergub Nomor 1 Tahun 2020 tentang tata kelola minuman fermentasi dan destilasi khas Bali. Ini kado istimewa kami kepada petani arak Bali,” kata Koster.

Bangun Infrastruktur

Gubernur Koster memaparkan pembangunan di bidang infrastruktur antara lain shortcut (jalan pintas) Mengwitani-Singaraja sudah selesai untuk titik 3, 4, 5, dan 6.

Selanjutnya akan dibangun shortcut di titik 7, 8, 9, dan 10.

Untuk pembebasan lahan pihaknya menggunaan dana APBD Semesta Berencana sebesar Rp 193.5 miliar.

Pembangunan shortcut menggunakan APBN dari Kementerian PUPR senilai Rp 968 miliar.

“Untuk pembangunan titik 7 dan 8 anggarannya sudah ada, namun karena Covid-19 diundur. Tendernya tahun ini, dan awal tahun 2021 dikerjakan lagi,” kata Koster.

Pemerintah juga mulai membangun pelabuhan segi tiga Sanur-Nusa Penida-Nusa Ceningan yang ditargetkan rampung tahun 2021.

Sumber dana APBN Kementerian Perhubungan dengan pagu Rp 450 miliar.

Ditargetkan pelabuhan ini selesai Juni 2021 dan diresmikan Menhub pada Agustus 2021.

Pemerintahan Koster-Cok Ace juga melakukan penataan dan perlindungan kawasan Pura Besakih. Membangun gedung parkir serta penataan bencingah.

Dana Rp 900 miliar bersumber dari APBD Semesta Berencana sebesar Rp 400 miliar dan APBN Kementerian PUPR Rp 500 miliar.

Juga pembangunan pusat kebudayaan Bali di Klungkung.

Tahun 2020 ini normalisasi Tukad Unda, pembebasan lahan, dan penyusunan desain dengan dana dari APBD dan APBN Kementerian PUPR.

Koster menyebut penataan Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar untuk penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tahun 2021.

Anggaran Rp 190 miliar dari APBN Kementerian PUPR.

“Semula tidak jadi tempat Piala Dunia U-20, namun dengan pendekatan yang elegan langsung ke Ketua Umum PSSI, Bali dipilih jadi tempat penyelenggaraan,” katanya.

Koster mengatakan penguatan desa adat, perlindungan Pura Besakih, pembuatan pusat kebudayaan Bali, pembangunan shorcut serta pelabuhan segitiga didedikasikan untuk kebangkitan dan kesinambungan kejayaan peradaban Bali sebagai Padma Bhuana dari era kerajaan Bali kuna dengan Raja Udayana abad ke-11 dan era Kerajaan Gelgel dengan Raja Dalem Waturenggong pada abad ke-15.

40 Peraturan

Selama dua tahun masa pemerintahan mereka sejak 5 September 2018, Koster-Cok Ace telah menerbitkan 40 peraturan.

"Selama dua tahun kami sudah mengeluarkan 40 peraturan yang terdiri atas 15 Peraturan Daerah dan 25 Peraturan Gubeenur. Keseluruhannya merupakan landasan hukum untuk menata pembagunan Bali," kata Gubernur Koster.

Menurut Koster peraturan tersebut terkait dengan 5 bidang prioritas pembangunan Bali.

Kelima prioritas tersebut meliputi (1) pangan, sandang, dan papan, (2) kesehatan dan pendidikan, (3) jaminan sosial dan ketenagakerjaan, (4) adat, agama, tradisi, seni dan budaya, (5) dan pariwisata.

"Ini diatur progresif, transformatif dan inovatif," kata Koster.

Dalam acara ini juga diserahkan penghargaan kepada 14 atlet Bali yang menyumbang medali baik emas, perak dan perunggu dalam ajang SEA Games 2019 di Filipina.

Selain piagam masing-masing dari mereka mendapat insentif.

Tak hanya atlet, insentif ini juga diberikan kepada pelatih atlet yang berprestasi. Untuk atlet peraih medali emas mendapat insentif Rp 25 juta, medali perak Rp 15 juta, dan medali perunggu Rp 10 juta.

Sedangkan untuk pelatih masing-masing mendapatkan Rp 25 juta.

"Insentif tersebut sudah ditransfer ke rekening mereka," demikian Gubernur Koster. (sup)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved