Pasar Gotong Royong Mudahkan Pelaku UMKM dan Petani di Bali Jajakan Produknya

pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2020 terkontraksi sebesar 5,32 persen (yoy) dari pertumbuhan triwulan I sebesar 2,97 persen

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
Suasana pasar gotong royong di Denpasar 

Laporan Wartawan Tribun Bali Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pembatasan aktivitas ekonomi, berdampak terhadap semakin dalamnya pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2020.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 diperkirakan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Begitu juga dengan Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2020 terkontraksi sebesar 5,32 persen (yoy) dari pertumbuhan triwulan I sebesar 2,97 persen (yoy).

Terhentinya aktivitas pariwisata selama triwulan II-2020, serta adanya pembatasan kegiatan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II-2020 mengalami kontraksi yang lebih dalam, yakni sebesar minus 10,98 persen (yoy).

Lagi, Pasien Covid-19 Meninggal di Denpasar Bertambah 3 Orang, 11 Pasien Sembuh dan Positif 29 Orang

WHO Minta Waspadai Kematian Harian di Eropa Akibat Kasus Covid-19 yang Meningkat pada Oktober

Jam Tangan Pintar Vivo Watch Dikabarkan Rilis 22 September, Ini Spesifikasi dan Harganya

Pada Agustus 2020, Bali juga kembali mengalami deflasi.

Penurunan harga sebagian besar disebabkan berlanjutnya penurunan harga pada komoditas daging ras, angkutan udara, sekolah dasar, bawang merah, dan pisang.

Menghadapi fenomena tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Bali, Dekranasda Provinsi Bali, dan PT BPD Bali kembali menggelar pasar gotong royong.

Selain untuk menjaga stabilitas harga menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, pasar gotong royong ini juga bertujuan  meningkatkan penyerapan produk UMKM lokal.

Pasar ini juga mempermudah produk petani dan UMKM laku, karena langsung dari produsen ke konsumen.

Hal ini sejalan dengan instruksi Gubernur Bali, melalui Surat Edaran Nomor 15036 Tahun 2020 bagi instansi vertikal maupun lembaga terkait, untuk dapat menyediakan tempat bagi UMKM khususnya yang bergerak di bidang komoditi pangan hingga kerajinan.

"Diharapkan dengan adanya kegiatan yang dilaksanakan secara rutin, aktivitas ekonomi baik penjualan maupun konsumsi masyarakat dapat terus berjalan, sehingga kesejahteraan akan tetap terjaga," katanya, dalam rilis Senin (14/9/2020).

Kegiatan tersebut digelar selama tiga hari dari 11 hingga 13 September 2020, di lapangan Bajra Sandhi yang terletak di depan kantor Gubernur Provinsi Bali.

Sebanyak 24 UMKM binaan KPwBI Provinsi Bali, Dekranasda Provinsi Bali, Bank Mandiri, BNI, BRI dan BPD Bali ikut ambil bagian pada pasar gotong royong itu.

Produk yang diperjualbelikan meliputi hasil pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kerajinan, tenun, dan alat-alat persembahyangan.

Disinyalir Sarat Kepentingan, Tim Penasihat Hukum Jerinx Mohon Majelis Hakim Diganti

Andrea Dovizioso Prediksi MotoGP 2020 Ketat Hingga Akhir

Update Covid-19 Bali 14 September 2020, Positif Bertambah 86 Orang, Sembuh 91 Orang, 5 Meninggal

"Animo masyarakat cukup tinggi. Meskipun jumlah pengunjung dibatasi, hari pertama pasar gotong royong telah mencatat total penjualan sebesar Rp132.490.000," sebutnya.

Mengingat kegiatan dilaksanakan di masa pandemi Covid-19, kegiatan tetap mengutamakan protokol kesehatan. Seluruh penjual menggunakan masker dan face shield.

Transaksi jual beli dilakukan secara non tunai dengan menggunakan QRIS (Quick Response Indonesian Standard).

Di beberapa sudut, terlihat tempat mencuci tangan yang disediakan untuk pengunjung. Pengunjung tentu saja wajib menggunakan masker.

Ke depan, KPwBI Provinsi Bali mengharapkan program-program pengembangan produk lokal dapat terus dikembangkan, seperti mendorong lebih banyak petani tradisional dan UMKM yang terhubung dengan marketpace dan teknologi digital.

Selain itu, KPwBI Provinsi Bali juga mendorong peningkatan bansos pangan menggunakan produk lokal, mendorong lebih banyak penggunaan produk lokal di industri akmamin, mendorong kerjasama antar daerah serta mendorong internalisasi gerakan cinta produk lokal bagi masyarakat Bali.

"Ngiring angge produk Bali. UMKM Pulih, Bali bangkit," sebutnya.

Penyebaran Covid-19 sudah berdampak terhadap perlambatan dan penurunan pertumbuhan ekonomi, beberapa negara pada triwulan II –2020.

Namun demikian, Tiongkok yang mengalami Covid-19 di awal tahun, sudah mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif pada triwulan II–2020.

Selanjutnya, pembatasan aktivitas ekonomi berdampak terhadap semakin dalamnya penurunan pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2020.

 "Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 diperkirakan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved