Ini 4 Manfaat Kentut untuk Kesehatan, Cukup Karbohidrat Kompleks hingga Meningkatkan Kesehatan Usus

Kentut beberapa kali dalam sehari adalah hal yang sangat normal dan wajar. Kentut pun punya beberapa manfaat bagi kesehatan yang jarang diketahui.

Istimewa
Ilustrasi Sakit Perut (tipsbermanfaat) via Tribunjogja.com 

Gas adalah produk sampingan dari fermentasi ini, dan itulah yang kita keluarkan ketika kentut.

Jadi, dengan kentut, kita tahu bahwa tubuh kita mendapatkan variasi makanan berserat yang cukup baik untuk meningkatkan kesehatan usus dan mikrobioma yang membantu mempertahankannya.

2. Meningkatkan kesehatan usus

Kentut dapat membuat usus senang dan menurunkan risiko komplikasi usus besar di masa depan.

Dalam jangka pendek, menahan gas dapat membatasi motilitas usus, menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan, nyeri dan bahkan sembelit. Jadi, membiarkan gas itu keluar dapat membuat fungsi dalam tubuh kita tetap teratur dan nyaman.

"Dalam jangka panjang, sembelit yang teratur meningkatkan risiko divertikulosis," ungkap Jones.

3. Membantu makan lebih baik

Memang bukan berarti kamu harus kentut sepanjang hari. Jadi, jangan terlalu sedikit dan terlalu banyak kentut.

Namun, Jones menjelaskan, jika kita secara rutin mengeluarkan gas dan berbau busuk, itu mungkin mengindikasikan bahwa makanan kita terlalu tinggi protein, gula, atau lemak jenuh, dibandingkan karbohidrat sehat dan lemak nabati.

Kondisi sama juga mungkin terjadi jika pola makan kita tinggi akan pemanis buatan dan alkohol gula.

Tetapi, bisa juga itu adalah hasil dari makanan sehat, seperti telur kaya sulfur atau brokoli.

Jika kamu jarang mengasup makanan kaya sulfur dan kentut sangat bau, maka cobalah mengevaluasi apakah kamu perlu harus menyeimbangkan kembali jumlah protein, gula, dan lemak jenuh yang dikonsumsi.

4. Mengidentifikasi toleransi makanan

Kesulitan buang angin, kembung yang menyakitkan, atau gas yang berbau tidak sedap bisa juga mengindikasikan intoleransi makanan tertentu.

Faktor lain dari kondisi perut yang tidak nyaman itu adalah bakteri usus sedang menyesuaikan dengan makanan baru saat organisme ini memfermentasi karbohidrat.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved