Wisata Alam Dibuka Bertahap, Pihak BSN Dorong SNI 8013:2014 Diterapkan

Pada masa pandemi, pariwisata alam menjadi pilihan utama masyarakat yang ingin melakukan refreshing

Penulis: Karsiani Putri | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Istimewa
Foto Kepala BSN, Kukuh S. Achmad 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Karsiani Putri

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pada masa pandemi, pariwisata alam menjadi pilihan utama masyarakat yang ingin melakukan refreshing karena berisiko rendah berdasarkan rekomendasi Satgas Covid-19.

Tentu saja hal yang harus dipastikan bahwa di lokasi tempat pengelolaan pariwisata memenuhi persyaratan terutama dalam rangka perlindungan terhadap para pengunjung.

"Badan Standardisasi Nasional (BSN) selain mengutamakan protokol kesehatan juga tetap melakukan diseminasi atau pembinaan untuk penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berkaitan dengan terutama pemulihan ekonomi nasional, salah satunya adalah SNI 8013:2014 tentang Pengelolaan Pariwisata Alam," ucap Kepala BSN, Kukuh S. Achmad.

Dalam berita rilis yang diterima Tribun Bali, disebutkan bahwa melalui penerapan SNI 8013:2014 Pengelolaan Pariwisata Alam, BSN mendorong agar pengelolaan pariwisata alam tetap menerapkan prinsip sustainability atau kesinambungan serta manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Beberapa Warga Banjar Labuhan Karangasem Mengeluh dan Khawatir dengan Temuan Rembesan Minyak

Fakta Mengejutkan Muncikari Chika Surabaya, Belia Cantik & Suka Hidup Mewah Tapi Suka Utang Pulsa

Pengidap Covid-19 Alami Kelelahan Panjang bahkan Setelah Sembuh, Benarkah?

"Jadi alam tidak dirusak, masyarakat bisa menikmati, tetapi mereka (pengunjung, red) juga aman di dalam melakukan kegiatan pariwisatanya," ujarnya.

Kukuh S. Achmad juga menambahkan, bahwa saat ini di Jawa Barat terdapat lebih dari 200 kawasan wisata alam yang merupakan potensi yang sangat besar dalam konteks pemulihan ekonomi nasional.

Penerapan SNI Pengelolaan Pariwisata Alam menjadi sangat penting untuk memberikan branding kepada lokasi-lokasi pariwisata alam yang selama pandemi ini menjadi primadona untuk dikunjungi oleh masyarakat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Kukuh S. Achmad menjelaskan, bahwa Presiden Joko Widodo selalu memberikan arahan bahwa program-program kerja pemerintah tetap harus rutin dimonitor di lapangan.

"Jadi, walaupun selama masa pandemi BSN melakukan pembinaan secara virtual tetapi kita juga harus memastikan di lapangan, apa yang kita diseminasikan, apa yang kita bimbingkan kepada para pelaku para pengelola pariwisata alam itu bisa diwujudkan sesuai dengan cita-cita kita semua," ungkapnya.

Kukuh S. Achmad juga menjelaskan, bahwa program pembinaan penerapan SNI Pengelolaan Pariwisata Alam menjadi salah satu kebijakan strategis BSN.

Menurutnya, target kebijakan ini adalah role model penerap SNI Pengelolaan Pariwisata Alam.

Beberapa diantaranya adalah di Kawasan Wisata Curug Cilember Bogor, Kawasan Wisata Ciwidey Bandung, Kawasan Wisata Cikole Bandung ketiga kawasan ini dikelola oleh Perhutani.

Selain itu juga Taman Nasional Wisata Way Kambas, Lampung yang dikelola oleh KLHK.

Role model penerapan SNI pariwisata alam tersebut diharapkan bisa ditiru oleh kawasan pengelola pariwisata alam yang lain.

Dalam mengembangkan sektor pariwisata alam, selain melakukan pembinaan terhadap pengelola wisata alam, BSN segera akan menyelesaikan pengembangan skema sertifikasi dan akreditasi SNI 8013:2014 Pengelolaan Pariwisata Alam serta menyiapkan Lembaga Penilaian Kesesuaian (Lembaga Sertifikasi) untuk pariwisata alam.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved