Berita Banyuwangi
Siswa Asuh Sebaya Banyuwangi Bantu 1.300 Teman Kurang Mampu di Tengah Pandemi
Bantuan tersebut ada yang berupa beasiswa, alat dan modul pembelajaran, handphone, dan pulsa internet.
TRIBUN-BALI.COM, BANYUWANGI - Program membangun solidaritas antar-pelajar di Banyuwangi, "Siswa Asuh Sebaya" (SAS), terus berjalan di tengah pandemi Covid-19.
Meski pembelajaran tatap muka belum dimulai, gerakan ini kembali menyalurkan bantuan senilai Rp 370 juta untuk 1.300 pelajar dari 33 SD dan 9 SMP guna menopang pendidikan mereka.
Bantuan tersebut ada yang berupa beasiswa, alat dan modul pembelajaran, handphone, dan pulsa internet.
Siswa Asuh sebaya (SAS) sendiri merupakan gerakan membangun kepedulian antarpelajar di Banyuwangi.
• Ditangkap saat Edarkan Narkoba Jenis Baru dan Sabu, Ahmad Agung Didakwa Tiga Pasal
• KABAR DUKA, Pan Godogan Meninggal di Usia 54 Tahun, Harumkan Tabanan Lewat Bidang Olahraga & Seni
• 9 Program Perlindungan Sosial dari Pemerintah Selama Pandemi Covid-19
Pengelolaannya dilakukan dari siswa, oleh siswa, dan untuk siswa di sekolah tersebut.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 2011, hingga saat ini telah menyalurkan dana hingga Rp19,1 miliar untuk membantu pendidikan ribuan anak di Bumi Blambangan.
“Sebenarnya bukan pada nilainya, yang terpenting justru bagaimana kita menumbuhkan rasa peduli sesama sejak usia pelajar. Sehingga, kita semua berharap, para pelajar kelak menjadi generasi yang welas asih, suka menolong, sehingga masyarakat kita menjadi semakin guyub,” ujar Anas.
Bantuan SAS ini, lanjut Anas diberikan ke siswa yang membutuhkan tanpa prosedur yang berbelit.
Siswa yang mampu menyisihkan uang jajannya, dikumpulkan bersama, lalu diberikan kepada temannya yang butuh.
”Ada yang menyumbang Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, semua sukarela. Ini cara kami untuk membangun kepedulian dan empati antar siswa. Sebagai modal sosial di antara generasi muda di Banyuwangi. Program ini juga memberikan penanaman pendidikan karakter sejak dini bagi anak,” ujarnya.
Khusus di masa pandemi ini, lanjut Anas, bantuan tetap diberikan kepada siswa yang membutuhkan.
Karena, meski tidak sekolah, siswa tetap melaksanakan pembelajaran walaupun secara daring.
"Seperti saat ini, ada siswa yang kesulitan membeli kuota internet, atau tidak memiliki handphone untuk pembelajaran online, dibelikan dari dana ini agar kegiatan belajar mereka berjalan lancar,” kata Anas.
Sepuluh tahun pelaksanaan, program ini diikuti oleh seluruh sekolah di Banyuwangi mulai tingkat SD, SMP sampai SMA dengan jumlah 911 sekolah.
• Update Covid-19 di Denpasar: Lagi, Satu Pasien Meninggal, Sembuh Bertambah 8 Orang, Positif 24 Orang
• Tangani Krisis, Ari Dwipayana Sebut Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Tergantung dari 2 Faktor
• Cegah Pilkada Jadi Klaster Covid-19, Polres Badung Monitor Perkembangan Situasi
Sasaran penerimanya juga melebar. Bukan hanya teman satu sekolah, namun sekarang menyasar siswa sekolah lain yang membutuhkan.