Yakini Dadong Cukri Disembunyikan Wong Samar, Keluarga Haturkan Guru Piduka dan Nasi Wong-wongan

Setelah ditemukan, keluarga menempuh jalur niskala menghaturkan guru piduka dan nasi wong-wongan, karena percaya dadong disembunyikan wong samar

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Irma Budiarti
Dok Klungkung
Cukri (70), lansia asal Desa Batumadeg, Nusa Penida, Klungkung, Bali, ketika dievakuasi dari dasar tebing curam Temeling, Kamis (1/10/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Hilangnya Cukri (70), lansia asal Banjar Salak, Desa Batumadeg, Nusa Penida, Klungkung, Bali, selama 10 hari, hingga ditemukan di dasar jurang temeling, Kamis (1/10/2020), masih menjadi teka-teki bagi masyarakat sekitar.

Setelah ditemukan, keluarga spontan menempuh jalur niskala dengan menghaturkan guru piduka dan nasi wong-wongan, karena keluarga percaya dadong hilang disembunyikan oleh wong samar (makhluk astral).

Perbekel terpilih Desa Batumadeg I Made Mustika ketika dikonfirmasi, Jumat (2/10/2020), menjelaskan, saat ini kondisi dadong Cukri masih sehat.

Masyarakat pun masih bertanya-tanya, bagaimana seorang wanita sepuh, bisa berada di dasar jurang sedalam lebih dari 50 meter, dengan kondisi baik-baik saja selama 10 hari walau tanpa berbekal makanan dan minuman.

Menurut Mustika, keluarga meyakini dadong Cukri sempat hilang karena disembunyikan wong samar (makhluk tidak kasat mata).

Apalagi dadong Cukri ditemukan di lokasi yang disakralkan masyarakat sekitar, dan tepat saat Purnama Kapat yang merupakan piodalan di Pura Hyang Pancuhan Temeling.

Ditemukan di Dasar Jurang, Warga Heran Bagaimana Dadong Cukri Bertahan Hidup Tanpa Makan dan Minum

Hilang 10 Hari, Dadong Cukri Ditemukan di Dasar Jurang

Pura itu tidak jauh dari lokasi ditemukannya dadong Cukri, tebing temeling yang sejak dahulu disakralkan masyarakat sekitar.

"Iya (tebing temeling) dikenal tenget (angker) karena di tengah hutan dan jurang lembah. Dari dulu lokasi itu disakralkan masyarakat sekitar," ungkap Mustika.

Karena meyakini dadong Cukri sempat hilang disembunyikan wong samar (makhluk tak kasat mata), setelah ditemukan keluarga langsung menempuh jalur niskala dengan menghaturkan guru piduka dan nasi wong-wongan, berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.

"Pihak keluarga menghaturkan guru piduka dan kemarin langsung menghaturkan nasi wong-wongan, yang dipercaya biar tidak dicari lagi (makhluk astral)," jelasnya.

Sejak awal hilangnya dadong Cukri, keluarga juga sudah menempuh upaya niskala dengan meminta petunjuk penekun spiritual, hingga melakukan proses pencarian dengan menyembunyikan gamelan.

Sempat Dinyatakan Hilang 10 Hari, Dadong Cukri Ditemukan Selamat Berada di Dasar Jurang

Lansia di Nusa Penida Ini 4 Hari Tak Pulang ke Rumah, Sang Anak Minta Bantuan Temukan Ibunya

"Saat nunas baos, memang tidak dijelaskan posisi dadong Cuktri di mana. Namun dikatakan dadong Cukri masih ada (selamat). Kepercayaan orang Bali juga, kalau hilang harus dicari sambil menyuarakan gamelan karena bisa saja disembunyikan gamang/wong samar (mahluk astral)," ungkapnya.

Sementara hingga saat ini Cukri (70) yang sudah dalam keadaan linglung karena faktor usia, masih harus beristirahat.

"Sementara belum bisa dimintai keterangan (dadong Cukri) agar istirahat dulu, maaf gih," pungkas Mustika.

Diberitakan sebelumnya, Cukri (70), lansia asal Banjar Salak, Desa Batumadeg, Nusa Penida, yang sempat hilang 10 hari lalu, ditemukan selamat di dasar jurang Temeling.

Selama 10 hari berada di dasar jurang, tidak ada yang mengetahui secara pasti bagaimana Cukri yang sudah berusia renta, bisa bertahan tanpa makanan dan minuman di dasar jurang sedalam lebih dari 50 meter.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved