Hilang 10 Hari, Dadong Cukri Ditemukan di Dasar Jurang
Perbekel terlilih Desa Batumadeg I Made Mustika menjelaskan, dadong Cukri diinformasikan keluarganya hilang
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA- Cukri (70), lansia asal Banjar Salak, Desa Batumadeg, Nusa Penida yang sempat hilang 10 hari lalu, ditemukan selamat di dasar jurang Temeling. Selama 10 hari berada di dasar jurang, tidak ada yang mengetahui secara pasti bagaimana Cukri yang sudah berusia renta, bisa bertahan tanpa makanan dan minuman di dasar jurang sedalam 150 meter.
Perbekel terlilih Desa Batumadeg I Made Mustika menjelaskan, lansia yang kerap dipanggil dadong Cukri diinformasikan keluarganya hilang, Senin (21/9) sore. Selama beberapa hari, krama Banjar Salak, Desa Batumadeg mencari keberadaanya ke seluruh wilayah namun tidak ketemu. Bahkan upaya pencarian juga telah dilakukan secara niskala dengan nunas baos, dan membawa gamelan.
" Kalau kepercayaan orang Bali kan, kalau hilang harus dicari sambil menyuarakan gamelan karena bisa saja disembunyikan mahluk astral. Tapi tidak kunjung ketemu. Kami nunas baos juga, tidak ada petunjuk hinhha keluarga pasrah dan sempat menghentikan pencarian karena hari ini piodalan di Pura Hyang Pancuhan Temeling. Rencananya pencarian dilanjutkan kembali selesai piodalan," ujar Made Mustika saat dikonfirmasi, Kamis (1/10) sore.
Lalu Kamis pagi (1/10) sekira pukul 09.30 Wita, masyarakat Batumadeg hendak melakukan persembahyangan di Pura Hyang Pancuhan Temeling, dengan menggunakan protokol kesehatan. Ketika antre saat hendak masuk ke pura, tiba-tiba warga mendengar suara teriakan minta tolong dari dasar jurang Temeling. Kebetulan lokasi pura dan jurang tersebut tidak jauh, hanya saja jurang tersebut lokasi dan medannya sangat terjal dan extrim.
" Saat mendenger suara itu, salah seorang prajuru mendekati jurang tersebut dan ternyata itu suara dari dadong Cukri yang sudah 10 hari hilang," ungkapnya.
Warga lalu berusaha mengevakuasi dadong Cukri dari dasar jurang dengan mengulurkan keranjang yang sudah terikat tali. Seorang warga juga susah payah turun ke jurang sedalam 150 meter, untik membantu evakuasi dadong Cukri.
" Jadi ada warga susah payah turun, lalu diulurkan keranjang yang diikat tali. Lalu warga dari atas jurang bergotong-royong menarik dadong Cukri dari dasar jurang," jelasnya.
Syukurnya saat diselamatkan keadaan dadong Cukri baik-baik saja. Tidak ditemukan luka dan cidera bearti ditubuhnya. Bahkan lansia itu masih bisa berbicara saat diselamatkan dan sempat melambaikan tangannya ke warga yang menyelamatkannya. Warga pun sangat heran, bagaimana dadong Cukri bisa berada didasar jurang sedalam itu.
" Bekas jatuh tidak ada sama sekali. Jalan ke dasar jurang itu juga tidak ada. Secara logika, aneh nenek Cukri bisa berada di dasar jurang sedalam itu. Orang sehat saja kalau mau ke dasar jurang itu sangat sulit, kalau lansia mustahil sepertinya bisa jalan ke dasar jurang itu," terang Mustika.
Selain itu yang membuat warga heran, bagaimana bisa dadong Cukri yang sudah renta bertahan selama 10 hari didasar jurang tanpa makanan dan minuman. Apalagi di dasar jurang sama sekali tidak ditemukan bekas makanan atau minuman. Sementara dadong Cukri cukup sulit dimintai keterangan kenapa bisa berada di dasar jurang, karena sudah linglung.
" Jarak rumah Cukri dan jurang tempatnya ditemukan sekitar 2 kilometer. Tidak ada ditemukan sisa makanan atau minuman di dasar jurang, hanya ditemukan dedaunan kering sebagai alas tidur dadong Cukri. Walau bagaimana, yang penting warga kami itu bisa ditemukan dengan selamat," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, lansia asal Desa Batumadeg, Nusa Penida, Cukri (70) dikabarkan tidak pulag ke rumah sejal, Senin (21/9) lalu. Pihak keluarga pun berhari-hari melalukan pencarian terhadap nenek yang telah dikarunai seorang cucu tersebut. (Mit)