Bali Memasuki Peralihan Musim, BMKG : Waspada Potensi Cuaca Ekstrem, Banjir Hingga Tanah Longsor

Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Eviera Paramita Sandi
Gambar oleh Keli Black dari Pixabay
Foto ilustrasi hujan lebat dan petir 

TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - BMKG telah mengeluarkan informasi prakiraan awal musim hujan tahun 2020.

Sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode awal musim hujan mulai akhir bulan Oktober-November 2020.

Selama bulan September-Oktober ini, periode peralihan musim (pancaroba) dari kemarau ke penghujan masih berlangsung di beberapa wilayah Indonesia, dimana kondisi hujan tidak merata dapat terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.

Pada masa peralihan musim ini, perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, bahkan fenomena hujan es.

Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll).

Dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

Hal ini disampaikan Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, M. Taufik Gunawan dalam press release prakiraan musim hujan 2020/2021 untuk wilayah Bali, Senin (5/10/2020) secara daring.

"Cuaca ekstrem di peralihan musim beberapa waktu lalu terjadi di Bali seperti pada tanggal 25 September lalu terjadi waterspout atau angin puting beliung di Jembrana dan 29 September di Pantai Lebih Gianyar," ungkapnya.

Menurutnya hal ini menandakan bahwa kita masuk masa peralihan, waterspout adalah angin puting beliung yang terjadi di laut dan kalau ada nelayan lewat bahaya itu.

"Prakiraan periode 1-10 Oktober di Bali peluang hujan terjadi di sejumlah wilayah," imbuh Taufik.

Diantaranya Kab. Jembrana, Kab. Tabanan, Kec. Petang, Kec. Abiansemal, Kec. Mengwi, Kec. Tegalalang, Kec. Tampaksiring, Kec. Payangan, Kec. Ubud, Kec. Gianyar, Kec. Banjarangkan, Kec. Kintamani, Kec. Susut, Kec. Tembuku, Kec. Bangli, Kec. Selat, Kec. Sidemen, Kec. Rendang, Kec. Busungbiu, Kec. Banjar dan Kec. Sukasada.

Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana, Bali, Rakhmat Prasetia menyampaikan berdasarkan analisis Dinamika Atmosfer, terdapat Potensi Hujan Sedang hingga Lebat secara tiba-tiba yang dapat disertai Angin Kencang dan Petir di wilayah Bali bagian Tengah, Barat dan Timur.

Secara umum, awal musim hujan 2020/2021 di wilayah Bali diprakirakan masuk di bulan Oktober atau sebanyak 6 persen, November sebanyak 67 persen dan di bulan Desember sebanyak 27 persen.

Daerah yang pertama kali memasuki musim Hujan yaitu pada bulan Oktober di wilayah Karangasem bagian Tengah.

Kemudian yang memasuki Awal Musim Hujan di Bulan November, diantaranya di wilayah Jembrana, Buleleng bagian tengah, Tabanan, Badung, Bangli, Gianyar, Karangasem bagian selatan, Klungkung kecuali Nusa Penida.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved