Penanganan Covid
Mesin PCR Bantuan BNPB Ditargetkan Beroperasi Akhir Oktober di RSUD Buleleng
PCR yang diberikan oleh BNPB ditargetkan mulai beroperasi di RSUD Buleleng, pada akhir Oktober nanti
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA – Alat uji swab Polymerase Chain Reaction (PCR) yang diberikan oleh BNPB pada September lalu ditargetkan mulai beroperasi di RSUD Buleleng, Bali pada akhir Oktober nanti.
Saat ini pihak rumah sakit masih melakukan sejumlah persiapan, berupa melengkapi berbagai sarana dan prasarana (sarpras) pendukung.
Direktur Utama RSUD Buleleng, dr. Arya Nugraha dikonfirmasi Selasa (6/10/2020) mengatakan, untuk bisa mengoperasikan alat PCR itu, pihaknya juga harus menyediakan alat pendukung lainnya.
Anggaran untuk melengkapi sarpras itu ditanggung sepenuhnya oleh Pemkab Buleleng melalui Belanja Tidak Terduga (BTT), sebesar kurang lebih Rp. 1.5 miliar.
• Antisivasi Covid-19, Desa Adat Bedulu Terapkan Protokol Kesehatan dalam Setiap Kegiatan Adat
• Desak Bebaskan Jerinx SID, Massa Simpatisan Suarakan Aspirasi di PN Denpasar dan Kejati Bali
• Simulasi Vaksinasi Covid-19, Warga yang Punya Penyakit Bawaan Tak Langsung Divaksin
“Alat itu bukan alat yang familiar ada. Jadi kami harus pesan dulu, sesuai birokrasi pengadaan barang agar tidak menyalahi aturan. Anggaran untuk perlengkapan sarana itu kurang lebih Rp. 1.5 miliar, di luar bangunan dan analis. Jadi BNPB menghibahkan alat PCR Rp. 1.5 miliar, kami juga harus mengeluarkan dana untuk sarpras pendukungnya dengan nilai yang hampir sama,” terangnya
Selain harus menyediakan alat pendukung lainnya, pihaknya juga harus menyediakan ruangan khusus untuk pemeriksaan PCR, yang terdiri dari beberapa sekat (pembatas) yang terdiri dari penerimaan bahan, verifikasi bahan, pemeriksaan hasil, dan pencatatan.
Serta menyiapkan analis minimal lima sampai 10 orang, yang harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu di rumah sakit yang sudah mengoperasikan alat PCR.
“Speknya sangat krusial dan harus teliti, karena akan ada risiko penularan terhadap analis lab yang melakukan pemeriksaan. Analis kami sebelumnya belum tercukupi. Kami bisa menggunakan analis yang lama, diambil dari pekerja yang ada di lab. Tapi kan kami tetap membutuhkan analis baru untuk mengganti yang digeser untuk mengoperasikan PCR. Kami sudah buka lowongan analis, sejauh baru satu yang melamar,” jelasnya.
Apabila seluruh sarpras pendukung telah terpenuhi, maka selanjutnya Gugus Tugas akan meminta izin operasional kepada Menteri Kesehatan RI.
dr. Arya pun mengaku optimis alat PCR itu mulai bisa beroperasi di Buleleng pada akhir Oktober nanti.
Dimana, mesin tersebut nantinya mampu memeriksa sebanyak 90 spesimen per satu gelombang.
“90 spesimen per satu gelombang itu sangat cukup untuk Buleleng,” tutupnya.
Disisi lain, terkait perkembangan Covid-19 di Buleleng pada Selasa (6/10/2020) terdapat penambahan empat kasus baru terkonfirmasi.
Dengan rincian satu orang asal Kecamatan Sukasada.
Satu orang asal Kecamatan Buleleng.