18 Tahun Bom Bali I, Mura Sawa Wakili Orangtua Korban Doakan dan Beri Karangan Bunga

Senin (12/10/2020), tepat 18 tahun silam tragedi Bom Bali I, di Ground Zero Monument, Badung, Bali, siang ini terlihat sejumlah karangan bunga

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Keluarga korban Bom Bali I saat berdoa dan memberikan karangan bunga, Senin (12/10/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN BALI.COM, BADUNG - Senin (12/10/2020), tepat 18 tahun silam tragedi Bom Bali I terjadi.

Pada tragedi tersebut, tercatat ada 202 korban meninggal dari 22 negara dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing dan paling banyak berasal dari Australia.

Di Ground Zero Monument, Badung, Bali, siang ini terlihat sejumlah karangan bunga, dan keluarga korban meninggal Bom Bali I juga mendatangi monumen untuk mendoakan keluarganya.

Namun untuk tahun ini, tidak diadakan kegiatan peringatan Bom Bali I karena pandemi Covid-19, dimana biasanya tiap tahun Yayasan Isana Dewata menggelar peringatan di Monumen Bom Bali.

"Kalau untuk tahun ini karena lagi ada pandemi Covid-19 memang kami dari yayasan sengaja tidak membuat peringatan secara besar-besaran seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Pengurus Yayasan Isana Dewata Theolina F Marpaung, Senin (12/10/2020).

Update Klasemen Sementara MotoGP 2020, Quartararo Masih Bisa Tersenyum, Posisinya Masih Teratas

Tinggal 2 Hari Promo Super Hemat Indomaret, Mi Instan, Diapers, Minuman & Snack Turun Harga

"Kita sudah umumkan ke korban dan keluarga korban di Yayasan Isana Dewata untuk boleh datang masing-masing tiap keluarga untuk berdoa masing-masing. Alasan utamanya karena takut dengan adanya Covid-19, takut membentuk klaster-klaster baru lagi dan terjadi penambahan orang-orang terkena atau terpapar," imbuhnya.

Natalie, WN asal Australia, yang sudah lama tinggal di Bali datang siang ini dengan membawa karangan bunga dan sebuah foto suami semasa hidup.

"Saya merasa beruntung bisa berada di sini tahun ini dan dapat memberi penghormatan kepada semua orang yang kehilangan dan juga kepada suami saya, ayah dari anak anak saya," kata Natalie.

Ia menambahkan, suaminya saat itu sedang minum-minum di Sari Club Legian.

Sekarang anak-anaknya tinggal di Australia dan bekerja.

Apakah tidak takut ke Bali saat pandemi seperti sekarang?

50 Ribu Pohon di Denpasar Diasuransikan Senilai Rp 100 Juta  

10 Pemain Bergaji Tinggi di Liga Italia Musim Ini, Ranaldo Terkaya, Ibrahimovic Paling Buncit

Ia menyampaikan bahwa dirinya tinggal di Bali.

"Saya hanya berusaha melakukan (pencegahan) yang terbaik. Menggunakan masker ke mana pun pergi. Selalu mencuci tangan. selalu cek suhu, dan berhati-hati, serta selalu jaga jarak.

Mura Sawa asal Jepang yang juga pemilik travel agent yang biasa menemani wisatawan Jepang datang membawa karangan bunga dan dua botol bir serta tulisan sepasang suami istri WN Jepang yang menjadi korban meninggal pada tragedi Bom Bali I.

“Tujuan ke sini untuk mendoakan dan membawakan karangan bunga kepada Mr Kosuke Suzuki dan Mrs Yuka Suzuki. Setiap tahun ngantar keluarga korban itu ke sini, tapi tahun ini tidak bisa datang. Jadi saya wakilin mereka,” ujar Mura Sawa.

Ia menambahkan, ini kali pertama keluarga pasangan Jepang itu tidak bisa ke sini karena pandemi Covid-19, 5 tahun terakhir selalu mengantar mereka ke sini.

"Bawakan dua botol kaleng bir karena suami istri ini waktu kejadian lagi di Legian saat itu mereka cheers. Orangtuanya meminta diwakili membawa karangan bunga dan bir serta mendoakan anaknya ini,” imbuhnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved