Senator AA Gde Agung Sebut Urban Farming Saat Ini Bisa Jadi Solusi Alternatif Masyarakat
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Perwakilan Bali Anak Agung Gde Agung menjadi keynote speaker pada acara webinar yang diselenggarakan KAGAMA.
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Senator, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Perwakilan Bali Anak Agung Gde Agung menjadi keynote speaker pada acara webinar yang diselenggarakan KAGAMA.
Webinar tersebut yang bertema Pemberdayaan Masyarakat Bali dengan Urban Farming dan Kebun Berdaya di Tengah Wabah Covid-19 berlangsung pada Sabtu (17/102020).
Tema tersebut sejalan dengan bidang tugas yang di emban sebagai anggota Komite III DPD RI yakni bidang sosial kemasyarakatan.
Baca juga: Gung Gde Agung Tengah Berjuang Keluarkan Pariwisata dan Pendidikan dari RUU Omnibus Law
Dalam sambutannya Anak Agung Gede Agung yang juga mantan Bupati Badung dua periode menyatakan satu aspek penting dari dampak pandemi Covid-19 adalah menurunnya pertumbuhan ekonomi di semua daerah termasuk daerah Bali yang sumber pendapatannya sangat tergantung pada kegiatan kepariwisataan.
Untuk mengatasi kondisi tersebut sektor agraris dapat menjadi alternatif pekerjaan baru bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan maupun di perkotaan, mesti secara kuantitas lahan pertanian semakin berkurang akibat alih fungsi lahan yang tidak terkendali.
Baca juga: Senator Bali AA Gde Agung Apresiasi Event Naker Tanggap Covid-19 Tahun 2020 di Bali
Di samping itu Anak Agung Gde yang juga sebagai penglisir Puri Ageng Mengwi menyampaikan urban farming saat ini dapat menjadi solusi alternatif mengisi kegiatan masyarakat secara produktif.
Dikatakan, karena kegiatan urban farming memiliki ragam manfaat bagi masyarakat Bali di masa pandemi covid 19, setidak-tidaknya bermanfaat secara sosiologis melalui pemberdayaan masyarakat.
Juga bermanfaat pada aspek kesehatan karena menggunakan bahan-bahan non-organik.
Di sisi lain dapat mereduksi tingkat stres yang dialaminya di tengah masa pandemi dan menjadi salah satu opsi alternatif untuk meminimalisir dampak psikis yang dihasilkan oleh wabah ini.
Baca juga: Setelah Sembahyang, Senator AA Gde Agung Serahkan Bantuan Paket Sembako ke Pemangku di Pura Uluwatu
Selanjutnya bermanfaat pada aspek lingkungan untuk menjawab krisis ruang terbuka hijau dan secara ekonomis bermanfaat untuk meminimalisir dampak krisis pangan.
Namun demikian urban farming jika tidak dilakukan dengan baik dan benar dapat menimbulkan dampak negatif, di antaranya:
- akan terjadi pemborosan energi, terutama air,
- kelalaian dalam merawat perkebunan urban farming dapat menyebabkan berkembangnya spesies nyamuk,
- kurangnya keterampilan dan infrastruktur yang tidak memadai biasanya menjadi penyebab utama dari kegagalan urban farming,
- hasil perkebunan urban farming termasuk jenis barang tidak tahan lama (nondurable goods),
- masalah strategi pemasaran hasil perkebunan urban farming. (*)