Sukses Jalankan Misi Perdamaian Dunia di Afrika Tengah, Kapolda Bali Beri Apresiasi Ini
Delapan personel dari Polda Bali ini sukses jalankan misi perdamaian dunia dan keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di Afrika Tengah
Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ahmad Firizqi Irwan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tergabung dalam Satgas Garuda Bhayangkara II FPU 11 United Nations and African Union Mission In Darfur (UNAMID) dan FPU I Minusca.
Delapan personel dari Polda Bali ini sukses jalankan misi perdamaian dunia dan keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di Afrika Tengah.
Selama 15 bulan di tempat penuh konflik, delapan personel yakni Ipda Wayan Gede Parnata, Briptu M Arifandy, Iptu I Made Suweca, Iptu Cok Gede Raka, Aiptu Gede Oka Widiatmika, Bripka Komang Sudiasa, Brigpol Agus Andi Putra dan Briptu Wayan Fajar Satrya akhirnya kembali ke Indonesia dan ke jajaran Polda Bali.
Saat tiba di Bali, mereka bahkan langsung disambut Kapolda Bali, Irjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose, Senin (19/10/2020).
Baca juga: Pemkab Bangli Belum Mampu Anggarkan Bedah Rumah Lewat APBD
Baca juga: Alot di Babak Pertama, Mitra Devata Bantai Armi United 8-1 di Kedonganan
Baca juga: Tiga Remaja Akan Wakili Bali dalam Ajang Pemilihan Putri Remaja Indonesia 2020
Dalam pertemuan tersebut, Kapolda Bali bahkan memberikan apresiasi dan merasa bangga karena personelnya tersebut telah berhasil melaksanakan tugas dengan baik tanpa ada melakukan pelanggaran.
Irjen Pol Petrus Reinhard Golose juga mengatakan, pengiriman prajurit Bhayangkara ke negara Afrika sebagai peluang untuk menunjukkan eksistensi dan prestasi di tanah Internasional yakni menjaga perdamaian dunia.
"Terima kasih, sudah melaksanakan tugas dengan baik di Afrika Tengah, selama disana dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi medan yang ada. Tugas ini sangat berat karena membawa nama baik negara, institusi Polri khususnya Polda Bali," ujar Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose, Senin (19/10/2020).
Lebih lanjut, Jendral bintang dua di pundaknya ini berharap pengalaman yang di dapatkan ketika bergabung di Satgas Garuda Bhayangkara bisa diceritakan kepada para personel Polri lainnya.
Hal itu, tentu agar personel Polri lainnya bisa dapat termotivasi dan berkeinginan untuk bergabung dalam misi perdamaian dunia.
Sementara itu, Iptu I Made Suwe mengatakan, Satgas Garuda Bhayangkara FPU I Minusca yang berjumlah 140 personel sebelumnya berangkat ke Afrika Tengah pada tanggal 27 Juni 2019.
Keberangkatan Satgas Garuda Bhayangkara FPU I Minusca yang dipimpin Kombes Pol FX Arendra Wahyudi, SIK selalu Kasatgas dan AKBP M Ikhwan Lazuardi, SH SIK yang bertugas sebagai Wakasatgas.
Perlu diketahui, Satgas Garuda Bhayangkara FPU I Minusca adalah pasukan pertama yang menjalankan perdamaian di Republik Afrika Tengah.
Sebagai pasukan pertama tentu sangat berat dijalani karena harus memulai semua dari bawah, bahkan Iptu I Made Suweca mengaku kaget karena belum ada tempat beristirahat saat tiba disana.
Ia dan pasukannya hanya bisa melihat hamparan tanah yang kosong, meskipun begitu tugas yang diemban dari PBB membuat ia dan tim harus membangun tempat peristirahatan sendiri (Garuda Camp).
"Ada sekitar 3 bulan kita tinggal di tenda sambil menunggu camp kita berdiri dan Garuda Camp mendapat predikat pasukan terbaik yang ada di Minusca," ujar Iptu I Made Suweca, Selasa (20/10/2020).
Diketahui saat misi perdamaian dilakukan, tak hanya Indonesia yang diterjunkan ke lokasi tapi ada juga negara lainnya.
Bahkan untuk satu pasukan Satgas Garuda Bhayangkara FPU 1 Minusca bergabung dengan Rwanda Batalyon, Marroco Batalyon, Nepal Army, Pakistan Army, Bangladesh Army, Burundi, Egypt Batalyon, Gabon Batalyon, EUTM (Uni Eropa) dan Satgas Garuda saat itu tergabung dengan FPU Rwanda, Sinegal, Kamerun, Mauritania, Kongo dan Egypt.
Iptu Suweca bahkan mengatakan, pengalaman-pengalaman yang menegangkan dan sulit saat berada di Afrika Tengah.
Perwira yang bertugas di jajaran Sat Brimob Polda Bali ini mengaku sulit saat dirinya bersama rombongan terjebak di tengah-tengah konflik antar kelompok bersenjata.
"Situasi yang sulit itu saat kita pernah terjebak di tengah-tengah konflik antar kelompok bersenjata di daerah Yakite. Tepatnya di PK5 Bangui, saat melaksanakan patroli. Sehingga kita harus keluar dari zona konflik tersebut," tambahnya.
Ditanya mengenai pelaksanaan tugas saat pandemi Covid-19, Iptu I Made Suweca menjawab seluruh anggota Satgas Garuda Bhayangkara wajib menggunakan masker dan harus membawa hand sanitizer sehingga pelaksanaan tugas tetap berjalan seperti biasa.
"Untuk tugas saat Pandemi, kita diwajibkan untuk selalu menggunakan masker dan membawa hand sanitizer. Pasukan United Nations (UN) bahkan selalu diarahkan dan diwajibkan untuk menggunakan masker," terangnya.
Sementara itu, ia mengaku saat situasi seperti ini (pandemi) kesadaran warga untuk menjaga kesehatan saat pandemi masih sangat kurang.
Hanya beberapa warga dan aparat setempat yang menggunakan masker, itupun dilakukan karena ada anjuran dari pemerintah untuk menggunakan masker.
Namun, masyarakat disana masih kurang peduli dengan situasi pandemi yang merebak di seluruh dunia tersebut.
"Jangankan untuk membeli masker, untuk makan saja mereka kesulitan. Listrik juga hanya ada di beberapa tempat saja sehingga sangat untuk diterima masyarakat," tutupnya, Selasa (20/10/2020).
(*)