Jerinx SID Dilaporkan ke Polda Bali
BREAKING NEWS: Sidang Perkara Jerinx, Tim Hukum Hadirkan Ahli Bahasa dan Pidana
Dalam sidang kali ini agendanya adalah mendengarkan keterangan atau pendapat ahli yang dihadirkan tim penasihat hukum Jerinx
Penulis: Putu Candra | Editor: Irma Budiarti
Dalam persidangan Jerinx kemarin, tampak hadir artis Rina Nose bersama suaminya.
Rina Nose juga sempat menemui dan bertegur sapa dengan personil SID, Bobby Koll dan Eka Rock.
Baca juga: Ini 5 Fakta Persidangan Jerinx: Rina Nose, Personil SID, hingga Tangis Arianti Saat Bersaksi
Baca juga: Dua Personel SID Bersaksi, Sebut Jerinx Tak Ada Bermaksud Tebar Kebencian
Saat sidang berlangsung, Rina Rose duduk berdekatan dengan istri Jerinx, Nora Alexandra.
Ketika ditanya apakah kedatangannya untuk mendukung pembebasan Jerinx atas kasus hukum yang menjeratnya, Rina masih enggan menjawab secara terang-terangan.
"Nanti dulu ya, ya jelas berkunjung silaturahmi saja," ujarnya kepada Tribun Bali.
2. Tangis Arianti Pecah Saat Berikan Keterangan
Pasangan suami istri (pasutri) Gusti Ayu Arianti dan Nyoman Yudi Prasetya Jaya dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan perkara dugaan ujaran kebencian dengan Jerinx (JRX) di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Selasa (20/10/2020).
Tangis Arianti pecah saat memberikan keterangan di hadapan majelis hakim pimpinan Hakim Ida Ayu Adnya Dewi.
Ia berkisah kesulitan dirinya saat melahirkan hingga anaknya meninggal dunia akibat prosedur rapid test.
Arianti menyatakan bersedia memberikan keterangan di persidangan karena setuju dengan yang disampaikan Jerinx dalam postingannya.
Ia mengalami kesulitan melahirkan gara-gara rapid test hingga menyebabkan buah hatinya meninggal.
“Saya setuju dihadirkan sebagai saksi di persidangan. Karena untuk ibu hamil kenapa nyawanya tidak ditolong terlebih dahulu. Seperti protes yang disampaikan Jerinx. Saya ke sini mau memberikan pernyataan bahwa apa yang saya alami sama dengan apa yang dibilang oleh Jerinx,” ucapnya.
Arianti pun merasa kecewa dengan penanganan ibu hamil yang harus mengikuti prosedur rapid test.
“Dibilang kecewa ya saya kecewa. Saya merasa tertekan karena harus dioper ke sana, dioper ke sini. Sampai saat ini pun saya tidak tahu bukaan berapa saat saya melahirkan. Saya kecewa, kenapa tidak ditangani dulu. Tangani dulu melahirkan anak. Setelah itu, mau di-rapid saya tidak masalah.
"Saya sudah minta tolong tapi tidak juga ditangani. Saya kecewa, kok bisa rapid test itu dipentingkan dari pada nyawa anak saya dan saya. Kalau emang waktu itu saya lemah kondisinya, apa saya dan bayi saya tidak meninggal keduanya dengan HB 4. Saya tahu anak saya meninggal dari ibu saya,” tutur Arianti sembari menangis.