BMKG Pantau 6 Siklon Tropis Tumbuh di Perairan Bagian Utara Indonesia, Apa Dampaknya?

6 siklon tropis terpantau di wilayah pemantauan Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta sepanjang bulan Oktober-November 2020.

Editor: Widyartha Suryawan
NASA via Standard.co.uk / Tribun Travel
Ilustrasi angin topan 

TRIBUN-BALI.COM - 6 siklon tropis terpantau di wilayah pemantauan Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta.

Hal itu berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) sepanjang bulan Oktober-November 2020.

Dilansir dari Kompas.com, siklon tersebut terpantau berada di bagian utara Indonesia yang meliputi Samudra Pasifik timur Philipina dan Laut China Selatan.

Kepala Sub Bidang Ikllim Dan Cuaca BMKG, Agie Wandala mengatakan, dari 6 siklon tersebut, Siklon Goni menyebabkan terjadinya hujan sedang-deras di sebagian wilayah Maluku hingga sebagian Sumatera, tergantung pergerakannya.

Tidak hanya itu, gelombang air laut juga bisa mencapai tinggi 4 meter di perairan Kalimantan Utara juga Laut Natuna.

Baca juga: Tren Kebun Mini Masyarakat Urban, Berawal dari Hobi Hingga Banyak Peminat di Masa Pandemi

Agie menyebut kini Siklon Goni sudah meninggalkan Filipina dan terus bergerak ke arah barat.

"Sudah meninggalkan Filipina, sekarang bergerak terus ke barat hingga 6 November. Siklon ini memang tidak terjadi di wilayah kita dan arah pergerakannya juga tidak ke Indonesia," kata dia.

Namun untuk dampak tidak langsung masih akan terjadi, dalam bentuk intensitas turunnya hujan.

Penyebab munculnya siklon Keberadaan siklon- siklon tropis tadi dijelaskan Agie sebagai akibat dari suhu muka laut yang cenderung hangat di kisaran 26-31 derajat Celcius.

Tidak hanya itu, ada juga gelombang tropis Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombang equatorial seperti Kelvin dan Rossby.

Semuanya mendorong aktivitas pertumbuhan siklon tropis.

Baca juga: Ini yang Dilakukan Eks Menkes Era SBY, Siti Fadilah Setelah Bebas dari Penjara, Kumpul Bareng Cucu

"Secara umum rata-rata kejadian siklon tropis di bulan Oktober adalah sekitar 3-4 kejadian. Frekuensi pertumbuhan siklon tropis di atas rata-rata ini adalah sebuah anomali, kondisi ini juga dipicu dengan keberadaan La Nina saat ini," ungkap Agie.

Agie pun mengingatkan masyarakat Indonesia untuk bisa mengambil pelajaran dan waspada dari fenomena ini, meskipun siklon-siklon tropis ini tidak terjadi di Nusantara.

"Frekuensi kejadian cuaca ekstrem cenderung meningkat belakangan ini, meskipuan ada fluktuasinya dengan adanya periode kering namun hingga februari 2021 nanti kita perlu tetap tanggap akan ancaman bencana hidrometorologi.

Selengkapnya, berikut ini adalah 6 siklon tropis yang terpantau di wilayah monitoring TCWC Jakarta.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved