Human Interest Story
Sisi Humanis Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Kurnia Dewantara
Jabatan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya kepada rakyat melainkan juga kepada Tuhan.
Dalam rentang lima bulan mengemban amanah sebagai Pangdam IX/Udayana, Kurnia telah menorehkan sejumlah prestasi dan kesan positif.
Salah satunya ialah meraih simpati rakyat di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Perhatiannya yang besar terhadap wilayah NTT telah menyentuh seorang tokoh masyarakat setempat yang kemudian menghibahkan tanah seluas 20 hektare (ha).
Hibah Tanah Rakyat untuk Negara
Dalam dua bulan terakhir ini, Kurnia beberapa kali berkunjung ke NTT, termasuk ke Labuhan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat dan Soe di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Mantan Waaspers Kodam VII/Wirabuana (kini Kodam XIV/Hasanuddin) itu juga sempat menempuh jalur darat dari Ende ke Labuhan Bajo.
“Saya ingin merasakan langsung bagaimana perjalanan para prajurit saya saat mengamankan daerah tersebut ketika Presiden Joko Widodo berkunjung ke sana pada 1 Oktober lalu,” ungkap Kurnia seraya menambahkan NTT memiliki banyak wilayah yang medannya cukup menantang.
Terkait dengan pengembangan Labuhan Bajo sebagai salah satu destinasi premium, Kurnia mengatakan Kodam IX/Udayana mendukung penuh, terutama dari aspek keamanan.
Karena itu, dipandang perlu membangun markas satuan setingkat batalion di sana.
“Alhamdulillah, ada tokoh masyarakat yang tersentuh hatinya menghibahkan tanahnya seluas 20 ha untuk pembangunan markas batalyon itu. Beliau bilang, untuk negara, ‘saya rela menyerahkan tanah’ kepada Kodam IX/Udayana,” kata Kurnia.
Jenderal Berkarakter yang Humanis
Kurnia juga dikenal sebagai jenderal yang punya karakter yang memegang teguh prinsip dan menjaga kredibilitas diri dan institusi dengan menjunjung tinggi supremasi hukum.
Hal itu diperlihatkannya dalam menyelesaikan kasus dugaan penghinaan yang dilakukan Bupati Alor Amon Djobo terhadap Kepala Seksi Logistik (Kasilog) Korem 161/ Wirasakti Kolonel CPI Imanuel Yoram Dionisius Adoe.
Kurnia mengatakan pihaknya sangat menyesalkan kejadian tersebut dan mencoba menyikapinya dengan kepala dingin.
Dia memerintahkan Danrem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Samuel Petrus Hehakaya dan Dandim Alor Letkol Inf Supyan Munawar untuk menyelesaikannya secara baik-baik dan kekeluargaan.
“Kami sudah mengirimkan utusan untuk mengklarifikasi. Namun, Bupati menutup diri dan tampaknya tidak berkenan. Karena itu, kami menempuh jalur hukum demi menjaga harkat dan martabat institusi karena dugaan penghinaan itu bukan lagi menyangkut pribadi melainkan institusi," kata Kurnia.