Corona di Indonesia

14 Relawan Vaksin Covid-19 Drop Out, Uji Klinis Indonesia Masuki Fase Ketiga

Dari 1.620 itu ada yang drop out 14 orang, 7 orang pindah kerja, dan 7 orang karena sakit flu.

Editor: Kander Turnip
ANTARA FOTO/M AGUNG RAJASA
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis calon vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). Simulasi tersebut dilakukan untuk melihat kesiapan tenaga medis dalam penanganan dan pengujian klinis tahap III calon vaksin Covid-19 produksi Sinovac kepada 1.620 relawan 

14 Relawan Vaksin Covid-19 Drop Out, Uji Klinis Indonesia Masuki Fase Ketiga

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof Kusnandi Rusmil berharap dalam waktu satu minggu, uji klinis vaksin Covid-19 kepada para relawan bisa selesai semua.

"Tinggal nanti yang disuntik itu diikuti selama enam bulan sama kita, mau dilihat dampaknya" kata Kusnandi dalam dialog MNC Trijaya bertajuk Pengenalan Vaksin (Tak Kenal Maka Tak Kebal), Kamis (5/11/2020).

Kusnandi mengatakan, sebanyak 1.620 orang telah disuntik pada tahapan pertama.

Tahap penyuntikan kedua jumlah 1.540 orang.

Baca juga: Artis Vanessa Angel Menangis Dengar Vonis Hakim, Suami: Ini Sangat Berat

Baca juga: Ahok Sambut Baik Pulangnya Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air

Baca juga: KPK Selidiki Dugaan Korupsi Pilkada Serentak, Nama Daerah Ini Disebut-sebut

"Memang dari 1.620 itu ada yang drop out 14 orang, 7 orang pindah kerja karena ini ada orang dewasa, dan 7 orang karena sakit flu dan lainnya, sehingga tidak bisa ikut yang kedua," katanya.

Ribuan orang yang disuntik vaksin Covid-19 tersebut, dikatakan Kusnandi, cenderung sedikit jumlahnya yang mengalami keluhan seperti panas pada badan dan bengkak-bengkak.

"Saya sudah melakukan ini, vaksin tetanus itu panasnya jauh lebih besar. Jadi relatif tak begitu panas dan nyeri dibanding waktu vaksin yang dahulu," pungkasnya.

Dikatakan Kusnandi, sekarang vaksin Covid-19 memasuki uji klinis fase ketiga.

Beberapa negara melakukan hal serupa terkait vaksin ini.

"Nanti semua itu dibandingkan, antara Indonesia, Uni Emirat Arab, Turki, dan Brasil. Nanti WHO yang menentukan. Kalau hasilnya bagus, nanti bisa diperjualbelikan," pungkasnya.

Kemarin, berdasar data di situs resmi covid19.go.id, pasien terkonfirmasi sebanyak 4.065 orang, sehingga total kasus positif Covid-19 sebanyak 425.796 orang.

Angka tambahan ini seperti diketahui meningkat ketimbang pada hari Rabu kemarin yang mencapai 3.356 kasus.

Data tersebut juga menunjukkan penambahan kasus sembuh yang lebih tinggi dari kasus harian positif, mencapai 3.860 pasien sembuh.

Adapun total kasus sembuh sebanyak 357.142 orang.

Sementara jumlah yang meninggal dunia menjadi 14.348 orang setelah ada penambahan kasus meninggal hari ini sebanyak 89 orang.

Jumlah Suspek yang dipantau per hari ini tercatat sebanyak 55.943 orang.

Adapun spesimen yang diperiksa hari ini sebesar 39.581 spesimen.

Dua hari lalu Rabu (4/11/2020), kasus positif Covid-19 total sebanyak 421.731 kasus.

Sementara, jumlah pasien sudah sembuh menjadi 353.282 orang.

Adapun total pasien meninggal dunia sejumlah 14.252 orang.

Lembaga Survei Indo Barometer merilis hasil survei terkait Kinerja 1 Tahun Jokowi-Maruf Amin dan Covid-19 di Indonesia.

Survei yang dilakukan Indo Barometer secara nasional pada 10-17 Oktober 2020 ini meminta kepada responden untuk memberikan penilaian kinerja pemerintah provinsi dalam penanganan pandemi Covid-19.

Hasilnya, sebesar 58,4 persen publik merasakan puas dengan penanganan masalah wabah virus Corona/Covid-19 oleh pemerintahan Provinsi.

"Dan yang merasa tidak puas (38.1 persen). Tidak tahu/tidak jawab (3.5 persen)," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari.

Ada pun lima alasan utama publik puas dengan penanganan wabah virus Covid-19 oleh pemerintahan Provinsi.

Yakni, penanganan cepat tanggap (26.8 persen), ada sosialisasi himbauan pencegahan 3M (20.5 persen), mulai banyak yang sembuh (8.8 persen), penanganan PSBB sudah cukup baik (8.8 persen), dan ada beragam bantuan sosial dari provinsi (8.7 persen).

Meski demikian, ada juga publik yang merasa tidak puas atas kinerja pemerintah provinsi dalam menangani pandemi ini.

"Lima alasan utama publik tidak puas dengan penanganan wabah virus Covid-19 oleh pemerintahan Provinsi adalah: penanganan secara umum lambat (27.4 persen), data penerima bantuan tidak akurat (18.8%), lambat dalam mendistribusikan bantuan social (12.9 peren), pasien terinfeksi semakin banyak (8.8 persen), dan kebijakan gubernur tidak konsisten (7.4 persen)," jelas Qodari.

Sebagai informasi, Survei Indo Barometer secara nasional dilaksanakan pada 10-17 Oktober 2020.

Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan 1200 responden.

Margin of error sebesar kurang lebih 2.83 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. (tribun network/yud/reza deni)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved