Cerita Unik di Balik Nama Panggilan 'De Gadjah' dan Kisah Masa Kecil

Made Muliawan Arya alias De Gadjah, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar menceritakan kisah hidupnya dulu

Penulis: Noviana Windri | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Noviana Windri
De Gadjah dalam segmen Tribun Bali 'Bli Ojan' diakses pada Kamis (5/11/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Made Muliawan Arya alias De Gadjah, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar menceritakan kisah hidupnya dulu.

De Gadjah merupakan anak paling bontot dari 9 bersaudara dan memiliki 4 orang ibu.

"Ayah saya tidak suka pacaran. Begitu beliau kenal wanita langsung dinikahi. Beliau tidak playboy. Agar sah secara agama. Dan saya anak dari ibu paling terakhir," ceritanya dalam segmen Tribun Bali 'Bli Ojan' diakses pada Kamis (5/11/2020).

Dikenal dengan nama De Gadjah bukan karena memiliki badan yang besar, namun saat balita ia seperti Patih Gajah Mada.

Baca juga: Isu Virus Corona Jangan Sampai Timbulkan Kegaduhan, De Gadjah Imbau Netizen Jangan Sebarkan Hoaks

Yang membuat sang nenek memberikan nama panggilan 'Gajah Mada'.

"Yang memberi nama panggilan almarhum nenek. Seiring waktu, akhirnya panggilan 'Mada' hilang. Tapi, sampai sekarang ada beberapa orang tua yang sudah sepuh tetap manggil Mada," ujarnya.

Saat dirinya duduk di SMP, nama panggilan tersebut sempat hilang.

Namun, saat ia menempuh pendidikan di bangku SMA dan kembali bertemu dengan teman masa kecilnya, membuatnya dipanggil kembali dengan nama 'Gajah'.

Baca juga: Pura Dalem Pingit, Saksi Sejarah Pertama Kali Gajah Mada Menginjak Pulau Bali

"Sempat marah saat SMP dipanggil Gajah. Tapi pas saya SMA terima saja mungkin sudah jalannya. Ternyata nama itu membawa keberuntungan buat saya," ujar lelaki berbadan atletis tersebut.

De Gadjah menyebutkan hampir 80 persen orang yang mengenalnya tidak mengetahui nama aslinya.

Di keluarganya, De Gadjah sejak kecil telah diberikan pendidikan yang keras harus rajin berolahraga, harus mendapatkan rangking, dan tepat waktu.

"Sejak TK saya sudah dapat ranking 1,2, dan 3. Begitu rangking 4 saya langsung dijemur di bawah matahari. Memang keras didikan orangtua saya. Tetapi itu ada manfaatnya untuk saya," pungkasnya.

De Gadjah ditinggal ayahnya pergi untuk selama-lamanya ketika ia kelas 2 SMP.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved