Indonesia Resmi Masuk Resesi Ekonomi, Ini Cara Menghemat Pengeluaran
Setelah pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 negatif 5,3%, Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 minus 3,49%
TRIBUN-BALI.COM - Indonesia resmi masuk jurang resesi ekonomi di kuartal III 2020.
Setelah pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 negatif 5,3%, Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 minus 3,49% year on year (yoy).
Di tengah kondisi resesi ekonomi, masyarakat harus pandai mengatur keuangan.
Kebiasaan konsumsi harus diubah agar pengeluaran tidak membengkak.
Baca juga: 7 Hal di Dapur yang Bikin Rezeki Seret Menurut Feng Shui, Jangan Letakkan Pisau Menggantung
Baca juga: Shin Tae-yong Tak Panggil 5 Pemian Ini di TC Virtual Timnas U-19 Indonesia
Baca juga: Leipzig Vs PSG, Nelangsa Finalis, Juventus dan Barcelona Menang, Ini Hasil & Klasemen Liga Champions
Berikut ini ada beberapa tips mengubah kebiasaan konsumtif dari laman Highsnobiety agar bisa hidup hemat dan keuangan pribadi tetap sehat selama berada di jurang resesi ekonomi.
1. Pakai botol air minum yang reusable
Memakai botol air minum yang bisa digunakan kembali (reusable) mencegah kita untuk membeli air kemasan plastik terus-menerus. Selain bisa mengurangi sampah, kita juga jadi berhemat pengeluaran.
Sejumlah merek fesyen ternama sudah mulai terjun dalam langkah hidup keberlanjutan ini.
Misalnya saja Prada yang mengeluarkan botol air minum berbahan logam pada bulan Maret. Kemudian, brand Off-White ™ yang merilis kantung botol tahun lalu.
2. Membeli barang-barang bekas
Terkadang kita tidak harus selalu membeli barang-barang baru. Cobalah melihat barang-barang bekas yang mungkin memiliki gaya vintage, serta harga yang murah meriah.
Semakin banyak juga brand yang memperbarui produk bekas mereka untuk dikembalikan lagi ke pasar seperti The North Face, Patagonia, Levi's dan Arc'teryx. Mereka tetap menjamin ketahanan barang-barang lama tersebut.
Membeli barang-barang bekas memang bisa sangat berisiko. Seperti membeli tas Louis Vuitton bekas yang mungkin lebih cepat rusak. Tapi dengan cara ini kita mengurangi sifat konsumtif.
3. Cermat memilih produk yang berkelanjutan
Banyak produk yang mengklaim bahwa mereka penganut dari paham hidup berkelanjutan. Sayangnya, klaim itu tidak dibarengi dengan langkah yang nyata.