Human Interest Story

Kisah Suharto Kesulitan Sewakan Sepeda Ontel di Masa Pandemi, Per Hari Hanya Dapat Rp 20 Ribu

Suasana lenggang sudah akrab di Kota Tua sejak pandemi Covid-19 melanda Tanah Air pada Maret 2020 lalu.

Editor: Wema Satya Dinata
Kompas.com/Ira Gita
Suharto berfoto di tengah sepeda ontel yang disewakannya di Wisata Kota Tua, Jakarta, Kamis (5/11/2020). 

TRIBUN-BALI.COM - Suasana di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta tampak lenggang pada Kamis (5/11/2020) siang.

Hanya ada dua hingga tiga orang terlihat melintasi taman di depan Museum Sejarah Jakarta atau yang dikenal sebagai Museum Fatahillah.

 Apa mungkin udara sejuk yang menemani hujan sejak pagi tadi menjadi alasan warga Jakarta mengurungkan niat untuk berkunjung ke salah satu ikon Jakarta ini?

Namun, nyatanya bukan itu persoalannya.

Baca juga: The Tiing Hotel di Tejakula Buleleng Sabet Penghargaan Desain Hotel Terbaik di Dunia Tahun 2020

Baca juga: Ini Penjelasan Menaker Soal Penyaluran Subsidi Gaji Termin Kedua

Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Jumat 6 November 2020, Aries Hadapi Kondisi Sulit Mulai Bangun Tidur

Suasana lenggang sudah akrab di Kota Tua sejak pandemi Covid-19 melanda Tanah Air pada Maret 2020 lalu.

Dampak sepinya pengunjung Kota Tua sangat dirasakan oleh Suharto (65), salah satu orang yang menyewakan sepeda ontel di kawasan tersebut.

Suharto mengaku, pemasukannya turun drastis selama masa pandemi. Apalagi, kawasan Kota Tua sempat ditutup untuk umum beberapa waktu lalu.

"Pendapatan jauh sekali, kalau dulu biasa dapat Rp 150.000 sampai Rp 200.000, bisa buat makan, nyimpan (ditabung) buat bayar kontrakan. Kalau hari biasa (masa pandemi) mah boro-boro nyimpen, yang ada habis," kata Suharto saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis.

Apa lacur Suharto harus bertahan dengan pendapatan sebesar Rp 20.000 per hari.

 Jumlah itu setara dengan biaya sewa sepeda ontel setengah jam.

Tentu saja jumlah itu tidak akan cukup untuk membiayai hidup seorang istri dan enam orang anaknya.

"Sehari biasa Rp 20.000, kadang sampai jam 6 sore enggak ada penglaris, ya sudah pulang lagi," ucap Suharto.

"Anak di rumah nungguin minta jajan ternyata enggak dapet duit ya, mau diapain adanya begini," sambung dia, sambil mengelus sepeda ontel berkelir merah muda miliknya.

Suharto mengaku sudah menggadai motor dan dua ponselnya agar bisa memberi makan anak dan istri.

Baca juga: 14 Relawan Vaksin Covid-19 Drop Out, Uji Klinis Indonesia Masuki Fase Ketiga

Baca juga: Ahok Sambut Baik Pulangnya Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air

Baca juga: 5 Zodiak Paling Suka Nyusahin Pacar, Gemini Banyak Mau, Virgo Menggurui

Kata Suharto, uang hasil menggadaikan motor dan ponsel itu hanya cukup untuk memenuhi keperluan sehari-hari dan makan, belum termasuk biaya kontrakan yang sudah menunggak 8 bulan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved