Pekan Professor Summit 2020, Bahas Tantangan Profesor di Masa Pandemi Covid-19
Apalagi saat memasuki pandemi Covid-19 yang bersamaan dengan era digitalisasi dan industri 4.0 banyak menimbulkan persoalan baru yang harus segera
Ari juga menyayangkan kuantitas profesor di Indonesia sebanyak 5.389 orang yang terhitung masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan 268 juta jumlah penduduk Indonesia.
Apalagi, sebanyak 45 persen dari jumlah tersebut atau 2.395 profesor masih berada di 11 PTNBH yang terpusat di Pulau Jawa.
“Kami belum merdeka sebab masih terkungkung di kampus masing-masing, saya sedih melihat kualitas wilayah pelosok sebab terlalu terpusat di Jawa. Mengapa profesor tidak diberikan kebebasan mengajar di kampus-kampus lain?” keluh Ari mempertanyakan.
Ia juga menyesali bagaimana gelar profesor di Indonesia yang terlalu terpaku pada publikasi Scopus.
Menurutnya, seharusnya profesor mampu berinovasi dan diakui manfaatnya, selain menulis di jurnal Scopus yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dari gelar profesor.
Namun, kenyataannya jika belum terakreditasi Scopus maka ia tidak akan diakui sebagai profesor.
Selain itu, ia juga menyorot adanya topik penelitian yang sebenarnya sangat berkualitas, namun bisa saja tidak terdanai karena keterbatasan dana yang tersedia.
“Dalam hal ini Malaysia masih jauh lebih baik dari kita, sebab mereka setiap membuat proposal langsung mendapat dana, sementara kita harus diseleksi sebab dana yang dibatasi,” ungkap Ari.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DP ITS Prof Dr Ir Nadjadji Anwar MSc berharap adanya forum untuk bertukar informasi mengenai pemikiran-pemikiran dan karya-karya inovatif yang telah dihasilkan oleh para professor. Sehingga dapat membangun dan menyelesaikan persoalan bangsa.
“Melalui kegiatan ini saya harap dapat menjadi wadah untuk meningkatkan sensitivitas para profesor agar bisa menjaga idealisme, integritas, dan mengutamakan kemanfaatan dalam berkarya,” pungkasnya.(*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Professor Summit 2020, Bahas Tantangan Profesor di Era Pandemi Covid-19,