Survei UI Sebut Masih Ada Warga yang Percaya Covid-19 Hanya Konspirasi Elit Global

Sebagian masyarakat ternyata masih percaya bahwa wabah Covid-19 yang kemudian menjadi pandemi hanyalah konspirasi elit global.

Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi - Pengendara melintas di depan baliho ajakan "Ayo Pakai Masker" di kawasan Patung Catur Muka, Denpasar, Minggu (4/10/2020). 

TRIBUN-BALI.COM - Sebagian masyarakat ternyata masih percaya bahwa wabah Covid-19 yang kemudian menjadi pandemi hanyalah konspirasi elit global.

Hal tersebut berdasarkan hasil survei tim Periset Cluster Innovation and Governance (CIGO) yang terdiri dari sejumlah akademisi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI).

Responden yang percaya bahwa pandemi Covid-19 hanya konspirasi elit global meyakini bahwa virus corona hanya berbahaya untuk masyarakat lansia dan masyarakat dengan komorbid (penyakit penyerta).

"Pada kajian ini diperoleh insight pula bahwa sebanyak 21 persen atau 150 responden meyakini Covid-19 merupakan konspirasi elit global," ungkap Kepala Kantor Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Amelita Lusia lewat keterampilan resmi, Jumat (6/11/2020).

"Mayoritas responden yang menyatakan hal tersebut berasal dari Bogor dan DKI Jakarta, yaitu sebesar 24,1 persen dan 22,5 persen," imbuhnya.

Responden yang masih meyakini hoaks konspirasi elit global di balik pandemi Covid-19 umumnya warga berusia 25-40 tahun, berpendidikan SMP-SMA, dan dengan pengeluaran kurang dari Rp 2,5 juta sebulan.

Baca juga: Update Covid-19 Bali 6 November 2020: Kasus Positif Bertambah 74, Sembuh 81, Meninggal 3 Orang

"Penelitian ini juga menemukan hasil bahwa responden yang mempercayai Covid-19 adalah konspirasi elit global, mayoritas memiliki persepsi bahwa virus ini hanya berbahaya untuk masyarakat lansia dan masyarakat dengan komorbid (penyakit penyerta)," ungkap Amelita.

Di sisi lain, kajian ini juga menemukan bahwa belum seluruh warga mengenakan masker dengan benar, kendati punya persepsi untuk mematuhi protokol kesehatan.

Tim periset CIGO FIA UI merekomendasikan agar pemerintah dapat terus melakukan edukasi secara lebih seksama melalui berbagai media.

Dialog bersama tokoh masyarakat hingga ke tataran lokal juga sebaiknya ditempuh pemerintah agar masyarakat meyakini eksistensi dan risiko Covid-19 terhadap kesehatan.

“Kami juga merekomendasikan agar pemerintah mengintensifkan kebijakan surveilans yaitu tracing, testing dan treatment, mengingat kasus penularan harian Covid-19 di Indonesia terus meningkat," ujar Eko Sakapurnama, ketua tim penelitian ini melalui keterangan yang sama.

Sebagai informasi, kajian yang dilakukan oleh Tim CIGO FIA UI bermaksud mengkaji dampak pandemi Covid-19 terhadap sikap masyarakat dalam polarisasi antara pandemi dan resesi, serta minat beli masyarakat terhadap beberapa sektor di masa pandemi ini.

Penelitian yang bekerja sama dengan Tanoto Foundation ini dilakukan terhadap 772 responden di wilayah Jabodetabek, dengan periode pengambilan data pada 14-30 September 2020.

Kajian ini juga menemukan fenomena bahwa masyarakat cenderung mengurangi konsumsi di saat pandemi khususnya pada barang sekunder dan tersier.

Responden cenderung menahan konsumsi pada sektor perjalanan (traveling) dan transportasi.

Sektor penerbangan, baik domestik maupun internasional, otomotif, serta produk perhiasan menjadi produk yang paling tidak diminati oleh responden.

Sementara itu, sektor belanja makanan dan bahan makanan menjadi sektor yang paling diminati oleh konsumen.

Baca juga: 14 Relawan Vaksin Covid-19 Drop Out, Uji Klinis Indonesia Masuki Fase Ketiga

Untuk diketahui, pada bulan Juli 2020, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo juga pernah menyatakan masih banyak masyarakat yang percaya bahwa Covid-19 merupakan sebuah konspirasi dan rekayasa.

Hal itu mengakibatkan banyak masyarakat yang tak menaati protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sehingga kasus baru terus melonjak.

"Masih ada sejumlah pihak yang menganggap ini konspirasi, Covid rekayasa, Covid ini konspirasi," kata Doni usai rapat bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7/2020).

Padahal, angka kematian akibat Covid-19 juga terus bertambah.

Untuk itu, ia meminta seluruh tokoh masyarakat dan agama dilibatkan dalam proses sosialisasi bahaya Covid-19 dan pencegahannya.

Dengan demikian, masyarakat bisa memahami bahayanya dan menjalankan protokol kesehatan untuk menekan penyebarannya.

"Tokoh-tokoh masyaraakat, khususnya para ulama ini juga menjadi penekanan Bapak Wakil Presiden untuk melibatkan para ulama di seluruh daerah agar seluruh program sosialisasi ini bisa betul-betul dipahami dengan baik," ujar Doni.

"Semua pihak harus betul-betul memahami ini. Menyampaikan pesan bahwa Covid ini ibaratnya, mohon maaf, ibaratnya adalah malaikat pencabut nayawa bagi mereka yang rentan," lanjut dia ketika itu. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei UI: Masih Ada Warga yang Percaya Covid-19 Konspirasi Elit Global" 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved