Prof Pitana: Trend Baru Perjalanan Pariwisata di Masa Pandemi, Tantangan Bagi Pengelola Wisata
Guru Besar Ilmu Pariwisata Unud, Prof I Gde Pitana menilai, pola perjalanan wisata di era pandemi mengalami perubahan.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Widyartha Suryawan
Dikatakan pandemi Covid-19 telah menimbulkan situasi ketidakpastian dalam bisnis pariwisata.
Maka dari itu, Unud melalui Pusat Unggulan Pariwisata berupaya memberi kontribusi positif pada proses recovery Bali pada era new normal.
Program Kemenparekraf
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) RI telah meluncurkan berbagai program.
Satu diantaranya yakni mendukung kampanye prilaku hidup sehat.
Hal itu diformulasikan dalam program pengelolaan destinasi dan daya tarik wisata dengan standar cleanliness, healthy, safety, and environmental sustainability (CHSE) protocol.
Menparekraf/Baparekraf RI, Wishnutama Kusubandio mengatakan, dalam upaya membangkitkan sektor pariwisata, pihaknya tahun ini menyalurkan hibah pariwisata lebih dari Rp 3 triliun.
“Ada juga penyaluran bantuan kebutuhan pokok, peningkatan hygienitas dan sanitasi lingkungan. Saat ini Kemeparekraf salurkan hibah senilai Rp 3,3 triliun untuk membantu meringankan beban pemerintah daerah dan pengusaha pariwisata,” kata Wishnutama.

Hal itu diungkapkan ketika tampil sebagai keynote speaker pada The 4th Bali International Tourism Conference melalui saluran zoom meeting, Sabtu (7/11/2020).
Mantan Presiden Direktur/CEO PT Net Mediatama Televisi (NET) itu menjelaskan, hibah pariwisata sebagai tidak lanjut dari kebijakan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dalam menangani dampak Covid-19 terhadap dunia pariwisata.
Ada tiga kebijakan, yakni proteksi sosial terhadap pekerja pariwisata, realokasi anggaran Kemenparekraf serta memberikan stimulus ekonomi.
Kebijakan ini, kata dia, diambil karena pengangguran di sektor pariwisata meningkat tajam akibat pandemi Covid-19.
Tercatat ada 13 juta pekerja di sektor pariwisata dan 34 juta pekerja diluar sektor pariwisata, namun bertalian dengan aktivitas pariwisata kehilangan pekerjaan yang harus mendapat perhatian serius.
Oleh karena itu, stimulus ekonomi dikeluarkan pemerintah RI dengan anggaran lebih dari USD 24 Miliar untuk menguatkan masyarakat dapat bertahan melewati krisis.
Wishnutama berharap, The 4th Bali International Tourism Conference dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk membantu pemerintah menangani dampak negatif pandemi Covid-19.
Baginya, energi dan inspirasi positif yang mengemuka dalam diskusi dapat menghasilkan solusi yang diharapkan.