AWK Minta Maaf Didampingi Ida Pedanda, Mengaku Sudah Ngaturan Guru Piduka di Pura Besakih

Gusti Ngurah Arya Wedakarna (AWK), menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Bali dan umat Hindu.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Rizal Fanany
Anggota DPD RI Perwakilan Bali, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna (AWK) meminta maaf didampingi oleh Ida Pedanda 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Perwakilan Bali, Gusti Ngurah Arya Wedakarna (AWK), menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Bali dan umat Hindu.

Permohonan maaf karena adanya kegaduhan di Bali ini disampaikan AWK melalui sebuah video pada akun instagram pribadinya, Minggu (8/11) malam.

Video berdurasi 3 menit 57 detik tersebut diambil di Griya Sanur Pejeng, Gianyar.

AWK minta maaf didampingi oleh Ida Pedanda Nabe Gede Wayahan Bun.

Melalui video tersebut AWK mengatakan bahwa dirinya memang sedang mesadu ajeng dan nunas paica piteket kepada Ida Pedanda Wayahan Bun terkait dengan fenomena yang terjadi di Bali akhir-akhir ini.

"Tityang di hadapan beliau sebagai orang suci sebagai tokoh Hindu, tityang sayaga untuk melaksanakan piteket-piteket dari beliau," kata AWK dalam video tersebut.

AWK menyebut bahwa kuncinya adalah mulat sarira dan siap untuk melaksanakan guru piduka.

"Dan kepada masyarakat Hindu di mana pun berada, di seluruh nusantara, di griya yang suci ini, di hadapan Ida Nak Lingsir, tityang memohon maaf seandainya wenten sesuatu akan kegaduhan yang disebabkan oleh penggalan-penggalan dari video tityang," jelasnya.

AWK dalam video tersebut mengajak masyarakat terus bersatu di bawah payung Hindu Dharma dan sebagai wangsa Bali.

"Semoga tiyang diberikan suatu pengampunan dan astungkara tityang akan menjadi sosok yang lebih baik untuk masa depan Bali ke depan," kata dia.

Dikonfirmasi mengenai video tersebut melalui sambungan telepon dari Denpasar, Senin (9/11) malam, AWK menjelaskan tujuan dari meminta maaf itu guna membuat keadaan bertambah tenang.

Permintaan maaf ini disampaikan terlepas dari dirinya salah atau benar karena hal tersebut merupakan penilaian dari Sang Hyang Widhi Wasa.

Dirinya sebagai wakil rakyat dan pemimpin merasa harus memberikan contoh secara budaya.

"Maka dari itu di hadapan pendeta, Pedanda Gede Wayahan Bun di Girya Pejeng saya menyampaikan ke hadapan beliau, karena beliau memberikan banyak nasehat, sebaiknya sebagai seorang ksatria yang utama itu adalah meminta maaf kepada masyarakat jika terjadi misalkan kegaduhgan atau hal-hal yang selama ini terjadi," paparnya.

AWK menegaskan, permintaan maaf ini disampaikan atas kegaduhan yang ditimbulkan karena potongan video dari orang-orang yang tak bertanggungjawab.

Kemudian mengenai banyak saran agar dirinya menghaturkan guru piduka, AWK mengaku bahwa hal tersebut telah dilakukan di Pura Besakih pada Minggu malam.

Guru piduka ini dilaksanakan bersama pemangku Pura Besakih.

"Sudah saya lakukan," tegasnya.

Sering ke Griya

Ida Pedanda Wayahan Bun pun buka suara terkait dirinya yang mendampingi permintaan maaf AWK.

Ida Pedanda Wayahan Bun menyebut AWK bukan orang yang baru pertama kali datang ke Griya Sanur Pejeng.

Ditemui di griya-nya, Senin (9/11), Ida Pedanda Wayahan Bun mengatakan AWK memang sering datang ke griya.

Mulai dari meminta bantuan Ida Pedanda untuk menjadi pemimpin upacara di museumnya di Tampaksiring, hingga upacara nilepati (penyucian leluhur) yang dilakukan AWK beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, kata Ida, AWK juga selalu hadir ketika di griya menggelar upacara agung.

"Dia memang sering nangkil meriki (datang ke sini). Karena setiap ada upacara di museumnya di Tampaksiring dia nangkil ke sini mohon agar saya yang muput (memimpin upacara), termasuk upacara nilepati beberapa waktu lalu. Begitu juga ketika ada acara agung di griya dia juga kerap hadir," ujarnya.

Terkait kedatangan AWK, Minggu (8/11), Ida Pedanda pensiunan dosen Fakultas Sastra Universitas Udayana ini mengatakan, kedatangannya bertujuan untuk meminta saran apa yang seharusnya ia lalukan di tengah masyarakat Bali saat ini.

Dalam hal ini, Ida menyarankan selain mohon maaf kepada umat Hindu, disarankan juga agar menggelar upacara guru piduka di beberapa pura yang ia sebut pada video yang tersebar di media sosial tersebut.

Ida tak menampik, saat awal video AWK viral, banyak Brahmana yang emosi terhadap apa yang disampaikan AWK dalam dharma wacana tersebut.

Terlebih lagi AWK, belum lama ini juga ada potongan video, di mana AWK mendoakan hal yang negatif pada sulinggih.

Namun sebagai orang suci, ia tetap membukakan pintu maaf terhadap siapapun.

"Bukan karena AWK dekat dengan griya di sini, siapa pun dekat dengan ratu. Namun itu memang harus ditanggapi, tetapi tanggapi dengan cara Brahmana. Karena Brahmana tidak suka bila dipuji, apabila dihina juga tidak duka, maka Ratu hadapi dengan tenang," ujarnya.

"Dia ke sini terkait kegaduhan masyarakat Bali berawal dari ungkapannya itu. Makanya untuk di Bali secara nyata, Ratu arahkan agar segera dia minta maaf kepada umat. Kemudian menghaturkan guru piduka kepada Ida Bhatara yang ia sebut di dalam video, sesegera mungkin, dan kemarin dia bilang sanggup akan menggelar upacara itu," ucapnya.

Terkait kegaduhan saat ini, Ida berpesan supaya hal ini dijadikan sebagai instrospeksi diri.

Terkait tindak fisik yang diterima AWK beberapa waktu ini, Ida Pedanda pun mengatakan hal itu harus disyukuri oleh AWK.

"Tindakan fisik yang didapatkan oleh AWK dari pendemo beberapa waktu lalu, seharusnya disyukuri oleh AWK. Sebab sebagai peringatan jangan hanya mengeluh, bila pemimpin tangguh memang harus banyak dapat tamparan. Tamparan atau pukulan seperti itu tidak ada artinya. Seperti Pandawa memimpin Astina justru banyak tamparan, apabila dikelola dapat kita pakai untuk mendewasaan diri," tandasnya.

Mau Berubah

Sementara itu, Ketua PHDI Bali, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana yang dikonfirmasi terpisah, Senin (9/11) siang mengatakan, jika dilihat dari sisi agama, permohonan maaf tersebut menunjukkan AWK mau berubah ke arah yang lebih baik.

“Itu artinya, kalau mau seperti itu, dari sisi agama, ya artinya mau berubah ke arah yang baik,” katanya.
Walaupun demikian, ucapannya tersebut harus direalisasikan dengan wujud perilaku sesuai dengan apa yang telah dikatakan.

“Dengan catatan tidak hanya kata-kata, harus direalisasikan dengan wujud perilaku sesuai dengan yang dikatakan. Kalau permintaan maaf, menurut saya sendiri adalah salah satu upaya untuk mengubah diri dan upaya untuk memberikan ketenangan bagi yang merasa tersinggung sehingga adanya hal ini AWK berharap dirinya diberi maaf,” ujar Prof Sudiana.

Namun terkait proses hukum yang berjalan, pihaknya mengaku tetap menjadi ranah pihak yang berwenang.

Dari PHDI telah memberikan pernyataan bahwa AWK harus minta maaf sekala dan niskala.

“Kalau proses hukum PHDI tidak bisa ikut campur. Proses hukum urusan aparat keamanan, dan diserahkan kepada aparat hukum,” katanya.

Pihaknya juga berharap, dengan adanya peristiwa ini akan menjadi pelajaran bagi AWK sendiri.

Tak hanya itu, juga akan menjadi pelajaran bagi tokoh maupun masyarakat lainnya sehingga hal seperti ini tak terulang lagi. (sui/weg/sup)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved