Pura di Bali

Wisata Religi Melukat di Pura Campuhan Windhu Segara Denpasar, Ada Berbagai Pelinggih dari Nusantara

Pura Campuhan Windhu Segara, Denpasar, Bali, menjadi ikon baru wisata religi atau spiritual di Kota Denpasar

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Pura Campuhan Windhu Segara, Denpasar, Bali. 

Para dewa dan raksasa ini, mencari tirta amerta atau air kehidupan agar dapat hidup abadi.

Inilah yang menjadi konsep dari tempat penglukatan ini.

“Pamedek datang menghaturkan sembah bhakti sambil melukat, dan mendapatkan tirta kehidupan tirta amerta. Mendapatkan kesejahteraan, kesehatan, kerahayuan, kemudian sembuh dan sehat,” jelasnya.

Hal tersebut, karena adanya campuhan di pura ini.

Yang dalam Weda, disebutkan sebagai tempat suci apabila air laut bertemu dengan air sungai.

“Sungai Ayung itu kan hulunya di Bangli. Ini yang disebut dengan campuhan, dan di dalam Weda campuhan adalah air suci,” jelasnya.

Sehingga, di campuhan bukan hanya tempat melukat.

Tetapi juga tempat ngangkit, ngulapin, nganyut, termasuk melasti mesucian sebagai pembersihan.

“Itulah sebabnya fungsi pura ini kompleks. Salah satunya penglukatan, pembersihan untuk mendapatkan kebersihan lahir dan batin,” jelasnya.

Uniknya lagi, banyak yang datang dari Sunda wiwitan, karena di pura ini didirikan gedong Siliwangi.

Arca Prabu Siliwangi didirikan di sana.

“Beliau kan prabu Padjajaran Jawa Barat. Kemudian beliau berada di sana memberikan pengayoman kepada umat,” katanya.

Ada pula para bhatara-bhatari dari Pura Jagatkartta Bogor.

Sebagai tempat pemujaan ida bhatara-bhatari di Gunung Salak.

Banyak pamedek dari Jawa juga datang, karena adanya gedong Ratu Pantai Selatan, atau di Bali disebut Ratu Ayu Manik Segara.

“Itu adalah ibu yang menganugerahkan rezeki, kesejahetraan, kesuburan, dan unsur pengobatan. Mengapa hijau sebagai lambang kesuburan, kesejahteraan, dan pemberian rezeki,” jelasnya.

Odalan pura ini, jatuh pada Januari, dan biasanya berbagai umat datang nangkil.

Pejabat hingga masyarakat biasa pun datang ke pura ini.

Bahkan Jro Mangku Ketut Maliarsa, sempat menyambut petinggi dari Kementerian Pariwisata.

Yang ingin melihat langsung tempat wisata spiritual di Pura Campuhan Windhu Segara.

Pelinggih dari berbagai nusantara dan dunia pun ada, seperti pelinggih Ratu Gede Dalem Ped, Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.

Kemudian pelinggih Dewi Gangga, Rambut Sedana, termasuk Dewi Ku Am Im dan masih banyak lagi.

“Jika ingin melukat, datang saja setiap hari ada pemangku, asal jangan ketika piodalan karena sibuk,” imbuhnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved