Sponsored Content
Pengurus IMMAPA Bali 2020-2022 Dilantik, Bertekad Ciptakan Mahasiswa Unggul untuk Bangun Tanah Papua
Pelantikan Badan Pengurus IMMAPA 2020-2022 ini dilaksanakan di Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) yang beralamat di Kompleks Pertokoan Sudirman
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Tak hanya itu, sebagai Ketua IMMAPA Bali yang baru, dirinya juga akan mengajak para pelajar, mahasiswa dan masyarakat Papua yang ada di wilayah Bali untuk bersama-sama mentaati dan menghormati aturan-aturan hukum dan ketentuan adat yang berlaku serta ikut menjaga ketertiban maupun ketentraman sebagai satu keluarga.
IMMAPA Bali juga bakal terus menggandeng mahasiswa dan masyarakat Papua di Bali melalui berbagai kegiatan keagamaan. Bukan hanya dalam kegiatan Agama Kristen, tetapi juga merangkul mahasiswa dan masyarakat Papua yang Muslim, Hindu dan sebagainya.
"Jadi kita akan coba rangkul dalam kegiatan keagamaan. Jadi kalau Ramadhan kita sama-sama syukuran. Sekecil-kecilnya juga kita adakan itu," terangnya.
Vladinier mengungkapkan, poin dari kegiatan keagamaan itu guna mengumpulkan mahasiswa dan masyarakat Papua sehingga mereka yang selama ini belum terlihat bisa turut bergabung bersama keluarga IMMAPA Bali.
"Mungkin awal starting kerja, kita akan kumpulkan database masyarakat Papua di Bali, dari yang kerja sampai yang mahasiswa dan baru lahir juga kita coba kumpulkan," jelasnya.
Sementara itu, pengurus demisioner IMMAPA Bali, Novita Itlay menilai, pelaksanaan pelantikan ini menjadi langkah awal yang baik di tengah pandemi Covid-19.
"Harapan ke depan, semua program yang direncanakan bisa berjalan baik sesuai dengan apa yang diinginkan," harapnya.
Novita bekeinginan, IMMAPA Bali bisa menjadi wadah bagi masyarakat dan mahasiswa Papua yang berada di Pulau Dewata.
Dengan begitu, keberadaan IMMAPA Bali nantinya bisa dipakai sebagai wahana belajar dan tempat mengekspresikan dirinya diri bagi mahasiswa dan masyarakat Papua yang saat ini berada di tanah rantauan.
Tak hanya itu, mahasiswa dan masyarakat Papua juga diharapkan bisa membuka diri dengan berbagai paguyuban masyarakat lainnya di Bali sehingga mereka bisa melihat berbagai aspek di luar IMMAPA sendiri.
Ia mengingatkan, bahwa IMMAPA sendiri merupakan organisasi kekeluargaan.
Oleh karena itu, ke depan rasa kekeluargaan yang ada di IMMAPA Bali bisa lebih dieratkan.
Terlebih mahasiswa dan masyarakat Papua yang berada di Bali cukup banyak, hanya saja belum dapat dirangkul secara keseluruhan.
"Untuk badan pengurus yang terpilih agar dapat menjalankan program dengan baik dan semua mahasiswa, masyarakat, pelajar-pelajar yang mungkin ada di beberapa kabupaten lain di Bali bisa ikut terlibat, ambil andil dalam setiap kegiatan yang oleh Badan pengurus," kata dia.
Bagi Novita, tantangan terbesar dalam menjadi pengurus IMMAPA yakni merangkul seluruh mahasiswa dan masyarakat Papua karena masing-masing mempunyai pola pikir yang berbeda.