Berusia Satu Dekade, Ekonom Unair Rumayya Menganggap Sangat Sulit Bagi Kompetitor Mengejar Gojek
Pengamat Ekonomi dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Rumayya Batubara menilai memasuki usia satu dekade, Gojek akan terus maju dan berkembang
Penulis: Karsiani Putri | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pada Kamis (12/11/2020) Gojek merayakan hari jadinya yang ke 10 tahun.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Rumayya Batubara menilai memasuki usia satu dekade, Gojek akan terus maju dan berkembang.
Dengan strategi dan inovasinya Gojek telah berhasil mempertahankankan bisnisnya di masa pandemi COVID-19.
"Salah satu layanan barunya Paylater secara implisit merupakan fintech, dimana orang bisa menikmati layanan sekarang dan membayarnya nanti. Sebagai aplikasi penyedia berbagai layanan (omni channel, red) yang inovatif saya optimis Gojek akan bertahan dan terus maju di industri ini," ujar Rumayya Batubara dalam berita rilis yang diterima Tribun Bali pada Senin (16/11/2020).
Baca juga: Update Covid-19 Bali,16 November: Kasus Positif Bertambah 68 Orang, 31 Pasien Sembuh dan 1 Meninggal
Baca juga: BNNP Bali Ungkap Ada Peningkatan Jumlah Pengguna Narkotika Sekitar 8 Persen di Masa Pandemi
Baca juga: Liga I Ditunda, Pemain Bali United Dias Angga Manfaatkan Waktu Rawat Tiga Buah Hati di Bandung
Menurut Rumayya Batubara industri dimana Gojek berada merupakan industri yang sangat kompetitif karena meski saat ini hanya ada satu pesaing berat, yakni Grab, pesaing ini memaksa Gojek untuk terus berinovasi jangan sampai market share-nya dimakan oleh pesaing dan bahkan kalau bisa Gojek mengambil market share pesaingnya.
"Di usianya yang memasuki satu dekade Gojek sudah cukup mapan.
Sangat sulit bagi kompetitor untuk mengejar Gojek," tandas Rumayya Batubara.
Lanjutnya, dengan kondisi fundamental bisnis Gojek yang semakin kuat, memungkinkan bagi Gojek untuk menarik investor dan mengembangkan bisnisnya ke bidang yang belum dijangkau kompetitor.
"Investor start up tidak mengejar profit tapi nilai valuasi perusahaan. Selama Gojek dapat menunjukkan sinyal sebagai bisnis yang prospektif, maka investor akan tetap tertarik.
Indikasi bisnis ini terus tumbuh adalah pangsa pasar yang terus meluas," kata Rumayya Batubara.
Seperti diketahui, pada perayaan ulang tahun ke-10, Gojek mengumumkan fundamental perusahaan di tahun 2020 yang semakin kuat didukung oleh total nilai transaksi di dalam platform Gojek group (Gross transaction value - GTV) yang mencapai US$12 miliar (sekitar Rp 170 triliun) atau meningkat 10 persen dibandingkan tahun lalu.
Pencapaian ini didorong antara lain oleh transaksi dari pengguna aktif bulanan (monthly active users) Gojek yang telah mencapai 38 juta pengguna di seluruh Asia Tenggara.
Sementara itu, GTV dari layanan pembayaran digital, GoPay, saat ini telah melampaui total GTV di masa pra-pandemi seiring dengan semakin banyaknya konsumen dan merchant yang beralih ke layanan digital dan bertransaksi secara online.
Di posisinya yang sudah cukup kuat seperti saat ini, Rumayya Batubara berharap Gojek menghindari strategi head to head dengan pesaing.
Baca juga: Nikita Mirzani Dilaporkan Salah Satu Organisasi Pecinta Ulama, Sudah Siapkan Bukti Video
Baca juga: Surat Anies Baswedan Soal Larangan Kerumunan Tak Digubris Rizieq Shihab
Baca juga: Habib Idrus Doakan Jokowi dan Megawati Berumur Pendek, Ahmad Sahroni Buka Suara