Dua Musisi dan PMI Terdampak Pandemi Ini Kolaborasi Membuat Vesbar
Dua Musisi dan PMI Terdampak Pandemi Ini Kolaborasi Membuat Vesbar, Anak-anak yang Beli Satu Cup Minuman Dapat Kursus Musik Gratis 30 Menit
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pandemi Covid-19 memaksa semua orang memutar otak untuk menciptakan peluang baru.
Seperti halnya musisi dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ini yang membuat sebuah inovasi bernama Vesbar atau Vespa Bar.
Ia adalah Made Sudarsana, musisi di cafe dan pemain keyboard Tol Band Tol bersama sepupunya yang seorang PMI, Putu Yukti Prayoga.
Ide membuat Vesbar ini muncul setelah tiga bulan menganggur akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Kemendikbud Akan Buka Seleksi untuk Satu Juta Guru PPPK di Tahun 2021
Baca juga: Dewan Badung Dukung Penerbangan Internasional Bandara Dibuka
Baca juga: Kapolda Bali Irjen Petrus Golose Dimutasi, Begini Kata DPRD Bali, Sosoknya Tegas, Disiplin & Berani
Sudarsana tak lagi bisa bernyanyi dari cafe ke cafe, begitupun Prayoga harus pulang dari kapal pesiar.
Dan kebetulan, Sudarsana memiliki vespa, dan Prayoga memiliki keahlian sebagai bartender.
Dengan modal Rp. 2.5 juta yang dikeluarkan berdua, vespa mulai dimodifikasi agar tampak seperti bar.
Juga dilengkapi dengan tedung poleng, sound system, sehingga pembeli akan dihibur dengan music.
“Kami mulai start 5 Juli 2020 bertepatan dengan Purnama. Karena kasian vespanya diam, dan sepupu saya punya peralatan bar. Idenya saya lihat food truck di google, dan di sana saya menemukan penjual kopi dengan motor tua di Australia, akhirnya kepikiranlah buat Vesbar ini,” kata Sudarsana yang ditemui di kediamannya kawasan Jalan Bukit Tunggal, Denpasar, Bali, Selasa (17/11/2020) siang.
Ada lima varian menu yang dijual yakni Bali Green, Bali Ocean, Mojito, Bali Sunset Jelly, Jelly Fruit Squash.
“Selain itu, juga ada varian kopi, karena belakangan banyak muncul coffee shop jadi isi kopi walaupun basic kami bukan di kopi,” imbuh Prayoga.
Sejak sebulan belakangan, pihaknya juga membuka promo yakni setiap pembelian satu cup minuman untuk anak 5 – 10 tahun akan mendapat kursus gitar dan keyboard gratis selama 30 menit.
Pengunjung juga bisa karaoke secara gratis sambil menikmati minuman.
Mereka juga sering melakukan kolaborasi dengan angkringan maupun pedagang, seperti pedagang sate hingga dagang soto.
Dan siap diundang ke berbagai acara, mulai dari manggang-manggang, ulang tahun, hingga pernikahan.
Untuk acara manggang-manggang hingga ulang tahun syaratnya cukup membeli minimal 20 cup minuman, sementara untuk pernikahan minimal 100 cup minuman.
“Itu sudah komplit dengan karaoke, dan alat musik untuk akustikan. Kalau mau tambah musisi, tinggal tambah lagi sedikit,” kata Sudarsana.
Untuk harga satu cup minuman pun sangat terjangkau, hanya Rp. 10 ribu.
Jika diundang untuk acara, harga minuman lebih murah yakni berkisar antara Rp. 8.500 hingga Rp. 9.000.
Dalam sehari mereka mampu menjual rata-rata 20 cup minuman, dan akan lebih banyak jika ikut kolaborasi dengan pedagang maupun acara.
Jika tak ada undangan ataupun kolaborasi, mereka bisa ditemui di pinggir jalan di Jalan Bukit Tunggal, Denpasar, mulai pukul 14.00 - 21.00 Wita.
Awal-awal membuka Vesbar mereka sempat berjualan di Lapangan Puputan Badung, namun sering didatangi Satpol PP sehingga pindah ke Pantai Kuta.
Di Pantai Kuta pun mereka tetap harus kucing-kucingan dengan Satpol PP.
Akhirnya mereka pun memilih berjualan di depan rumahnya dan melayani kolaborasi maupun undangan.
“Kalau mau undang kami, telepon saja paginya, kami siap datang, kami membuka open BO” katanya sambil tertawa. (*).