Pria Bule di Bali Perantara Pembeli Batu Meteor Milik Josua Beri Klarifikasi Soal Harga, Ungkap Ini

Pria bule yang bermukim di Bali, Jared Collins akhirnya angkat bicara terkait transaksi batu meteor yang dimiliki Josua Hutagalung. 

Editor: Ady Sucipto
DOK. HANDOUT
Jared Collins bersama Josua Hutagalung menunjukkan batu meteor miliknya yang diakuinya hanya dibayar Rp 200 juta (lebih), namun dikabarkan laku terjual dan dibeli seorang kolektor meteor di Amerika senilai Rp 26 miliar. 

TRIBUN-BALI.COM, TAPANULI TENGAH - Pria bule yang bermukim di Bali, Jared Collins akhirnya angkat bicara terkait transaksi batu meteor yang dimiliki Josua Hutagalung

Jared Collins memberikan klarifikasinya mengenai kontroversi nilai jual batu meteorit milik Josua Hutagalung tersebut. 

"Sehubungan dengan pemberitaan mengenai pembelian meteor milik Josua Hutagalung, kami selaku pihak Jared Collins memberikan pernyataan sebagai berikut," sebut Jared Collins lewat pernyataan tertulis resminya yang diterima Kompas.com, Jumat (20/8/2020).

Jadi perantara pembeli dari AS 

Jared menerangkan kronologis pembelian meteorit itu.

Yakni pada 7 Agustus 2020 dia dihubungi oleh sesama penggemar meteorit yang sedang berada di luar negeri, yakni di Amerika Serikat (AS).

Jared diminta membantunya mendapatkan sebuah meteorit yang jatuh di Sumatera Utara milik Josua Hutagalung, warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Tertarik dengan kisah Josua Hutagalung dan memiliki pengetahuan serta minat pada meteorit, Jared pun setuju untuk membantu koleganya di AS.

Baca juga: Batu Meteor Josua Dibeli Bule yang Bermukim di Bali Rp 200 Juta, Setelah Dijual Lagi Laku Rp 26 M

Baca juga: Keunikan dan Perjalanan Batu Meteor yang Ditemukan Josua, Harga Fantastis, Dibeli Bule di Bali

Baca juga: Jual Batu Seberat 1,7 Kilogram, Pria Ini Jadi Jutawan

Dia kemudian ditugaskan untuk memeriksa keaslian meteorit yang ditemukan oleh Josua, dan melindungi meteorit tersebut dari kemungkinan kerusakan dan kontaminasi yang mungkin terjadi akibat penanganan meteorit yang tidak tepat, serta menyampaikannya dengan aman kepada koleganya di AS.

Tidak terlibat soal nilai transaksi

"Nilai transaksi telah disetujui oleh Josua Hutagalung dan orang Amerika di luar negeri melalui komunikasi langsung yang sebelumnya dilakukan oleh kedua belah pihak, tanpa melibatkan saya. Josua menetapkan harga yang kemudian disetujui oleh orang Amerika yang tinggal di luar negeri," kata Jared.

"Baik Josua maupun orang Amerika yang tinggal di luar negeri sepakat bahwa prosesnya adil dan diterima dengan baik oleh kedua belah pihak," lanjut Jared.

Jared mengatakan, setelah itu dia kemudian berangkat ke Sumatera Utara dan bertemu dengan Josua Hutagalung untuk melihat keaslian meteorit tersebut dan melindungi meteorit tersebut untuk pengiriman yang aman kepada koleganya.

"Mengklarifikasi berita yang saat ini beredar tentang perkiraan nilai pembelian batu meteorit tersebut, atau ganti rugi yang diberikan atas batu tersebut, dapat dipastikan bahwa angka yang (dibayarkan dan diterima) yang disebutkan sama sekali tidak benar dan tidak tepat," ujar Jared.

Harga terlalu dibesar-besarkan...

Josua Hutagalung (33) warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah menunjukkan batu yang diduganya sebagai meteor setelah jatuh menimpa rumahnya, Sabtu (1/8/2020).
Josua Hutagalung (33) warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah menunjukkan batu yang diduganya sebagai meteor setelah jatuh menimpa rumahnya, Sabtu (1/8/2020). (handout)
Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved