Human Interest Story
Cerita Ni Kadek Sundari Tekuni Menenun Kain Cepuk Rangrang, Motif Loreng Banyak Dipesan Prajurit TNI
Sehari-hari, Ni Kadek Sundari menenun kain Rangrang, untuk memenuhi permintaan para pedagang kain di Denpasar.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Disaat pandemi Covid-19 seperti saat ini, Ni Kadek Sundari (27) setiap hari masih sibuk menenun kain Cepuk Rangrang.
Wanita asal Dusun Ampel, Desa Pejukutan, Nusa Penida itu, mengaku masih kerap menerima orderan, walau tidak ramai seperti dulu.
Beberapa bulan terakhir, dirinya banyak menerima permintaan menenun kain motif loreng.
Biasanya motif ini banyak dipesan prajurit TNI.
Baca juga: Sederet Prestasi Gemilang Mayjen TNI Maruli Simanjuntak yang Kini Pimpin Kodam IX/Udayana
Baca juga: Sertijab Komandan Paspampres Dipimpin Panglima TNI, Mayjen Maruli Kini Jabat Pangdam IX/Udayana
Baca juga: BREAKING NEWS: Mayjen TNI Maruli Simanjuntak Resmi Jabat Pangdam IX/Udayana,Sertijab Dipimpin Kasad
Sehari-hari, Ni Kadek Sundari menenun kain Rangrang, untuk memenuhi permintaan para pedagang kain di Denpasar.
Kain Rangrang merupakan kain tradisional khas Nusa Penida, khususnya dari Desa Pejukutan .
Kain ini sempat booming di tahun 2014 sampai 2018, hingga sempat diminati dan harganys melonjak.
Tangan cekatan Sundari, mampu memproduksi satu lembar kain Rangrang dalam waktu dua hari.
Itupun hanya untuk memenuhi permintaan para pedagang kain di Denpasar.
" Ada pengepul yang mengambil kain langsung ke Nusa Penida," ungkap Sundari, Senin (23/11/2020)
Istri dari Komang Sudianta tersebut, menjual kain Rangrang buatannya dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu.
Kain Rangrang bermotif biasa ia jual dengan harga Rp 150.000.
Sementara untuk motif yang sulit seperti motif, yang banyak pesanannya tersebut ia jual dengan harga Rp 200.000.
" Saat ini motif loreng banyak diminati. Biasanya dipesan oleh tentara.
Baca juga: Jenderal TNI Andika Perkasa Pimpin Sertijab Pangdam IX/Udayana, Berikut Ini Profil Mayjen TNI Maruli
Baca juga: Ayu Carla Tewas Dibantai di Hotel, Keluarga Tegaskan Nyawa Bayar Nyawa
Baca juga: Polri Siap Gelar Operasi Besar di Papua Jelang HUT OPM 1 Desember Mendatang
Motif loreng lebih mahal karena pembuatannya lebih rumit saat ditenun," tutur ibu satu anak ini.
Dengan konsisten menenun kain Rangrang, Kadek Sundari mengaku bisa membantu perekonomian keluarga.
Apalagi disaat pandemi seperti saat ini, yang mana perekonomian masyarakat rata-rata masih lesu.
" Saya berharap agar kain Rangrang bisa selalu diminati, sehingga selau ada order.
Lumayan bisa membantu perekonomian keluarga," ungkapnya. (*)