Aksara Bali pada Tulisan 'Alun-alun Gianyar' Keliru, Jika Dibaca Jadinya 'Gihanyar'

Aksara Bali pada tulisan 'Alun-alun Gianyar' keliru. Jika diterjemahkan, maka akan dibaca 'Gihanyar', bukan 'Gianyar'.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Eri Gunarta
Aksara Bali pada tulisan 'Alun-alun Gianyar' keliru. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Proyek Alun-alun Gianyar di depan Puri Agung Gianyar menjadi sorotan masyarakat.

Ada yang menyoroti kemewahan lampu-lampu yang menyinari taman kota tersebut.

Ada pula yang menyoroti aksara Bali pada tulisan 'Alun-alun Gianyar' tersebut.

Sebab, aksara Bali pada kata 'Gianyar' dari tulisan tersebut keliru. Jika diterjemahkan ke tulisan latin, maka akan dibaca 'Gihanyar', bukan 'Gianyar'. 

Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali, I Wayan Suarmaja, Selasa (24/11/2020) saat dimintai penjelasan soal tulisan aksara Bali tersebut, membenarkan terjadi kekeliruan dalam penulisannya.

Baca juga: Tragis! Hendak Perbaiki Atap Bocor, Seorang Buruh di Gianyar Tewas Tersetrum Listrik Tegangan Tinggi

Dia menekankan, kekeliruan ini ada di bagian (Gia) dalam penulisan Gianyar.

Sesuai uger-uger atau aturan penulisan, seharusnya dalam penulisan Gia menggunakan nania atau gantungan Ya.

"Jika kita salin aksara Bali itu maka dibaca Gihanyar. Seharusnya, ketika dalam satu kata i dan a, maka diganti menggunakan nania," ujarnya.

Adapun penulisan aksara Bali pada kata 'alun-alun' dalam tulisan tersebut yang dibaca halun-alun.

Suarmaja mengatakan, hal tersebut tidak masalah. Sebab menurut dia, jika menuliskan nama maka boleh menggunakan huruf ha.

Baca juga: Warga Buda Ireng Gianyar Dilema, Kera Liar Resahkan Warga Tapi Tak Bisa Ditembak Karena Awig-awig

"Dalam tulisan alun-alun tersebut juga terbaca Halun-alun. Namun karena nama, jadi boleh saja. Jadi Gianyar-nya saja yang tinggal diperbaiki lagi sedikit saja," ucapnya.

Bupati Gianyar, Made Mahayastra mengatakan, terkait kesalahan penulisan tersebut, murni dilakukan oleh pihak rekanan.

Sebab sampai saat ini, proyek tersebut belum diserahterimakan ke Pemkab Gianyar.

Selain itu, proyek juga masih berjalan, sehingga kesalahan itu akan disampaikannya ke pihak rekanan untuk diperbaiki. 

"Nanti kita informasikan untuk diperbaiki. Saat ini proyek masih kewenangan pihak rekanan karena belum serah terima. Proses pengerjaan juga masih berlangsung," ujarnya.

Berdasarkan data Pemkab Gianyar, Alun-alun Gianyar ini merupakan salah satu proyek besar di Kabupaten Gianyar tahun ini.

Anggaran yang digelontorkan Pemkab Gianyar sebesar Rp 22 miliar lebih.

Proyek ini bertujuan untuk mempercantik Lapangan Astina yang sebelumnya hanya lapangan biasa dan relatif kumuh.

Kawasan Lapangan Astina kemudian diubah menjadi taman kota yang dilengkapi patung Panca Pandawa, air mancur, tanaman perindang jenis asem jawa serta di bagian depan Alun-alun Gianyar terdapat trotoar luas dengan bahan batu alam.

Tak hanya itu, untuk memberikan kesan rapi, semua jenis kabel yang melintang di kawasan taman ditanam dalam tanah.

Baca juga: Hakim PN Gianyar Sempat Kembalikan Berkas Tipiring Arak

Warga Mulai Berdatangan
Meskipun proyek alun-alun ini belum selesai, sejumlah warga sudah kerap berdatangan saat malam hari.

Namun demikian, masyarakat tidak boleh sembarangan masuk ke areal proyek.

Seperti yang dialami penghobi vespa, Nyoman Astana yang sempat nongkrong di depan alun-alun bersama teman-temannya.

Suatu hari, ia didatangi Satpol PP Gianyar karena dikira akan minum minuman keras di areal tersebut.

"Dikira minum-minum, kami didatangi Satpol PP, padahal cuma mau nongkrong saja. Tapi saya mengapresiasi tindakan Satpol PP, supaya alun-alun nantinya tidak dipakai tempat mabuk-mabukan oleh anak muda," ujar Astana. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved