Berawal untuk Keluarga Sakit, Yunita Bikin Keripik Pare hingga Kini Beromzet Rp 10 Juta Per Bulan
Selama ini, semua mengenal pare sebagai bahan sayuran yang rasanya pahit. Karena rasa pahitnya ini, beberapa orang pun tak menyukainya.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Selain itu, adapula yang membeli dengan sistem kiloan.
Dari usahanya ini, dalam sebulan ia meraup omzet hingga Rp 10 juta.
Selain dari Bali, pembeli kripik parenya pun berasal dari luar Bali seperti Jawa.
Ia juga membuka toko di Jalan Kebo Iwa, Denpasar.
Selain sebagai camilan, keripik pare ini menurut Yunita juga bisa digunakan sebagai obat karena mampu menurunkan kolesterol, darah tinggi dan menurunkan kadar gula dalam tubuh.
Sementara itu, Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian Kota Denpasar, Ida Bagus Yoga Endharta mengatakan Gema Tridatu ini dilakukan untuk pemulihan ekonomi bagi IKM/UKM di Kota Denpasar.
Kegiatan ini bekerja sama dengan Matahari Mall Denpasar dan Bank BPD Bali Cabang Utama Denpasar.
Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 24 hingga 30 November 2020.
“Untuk pelaksanaan secara online akan tergabung dalam marketplace Denpasar Festival 2020 melalui link dmarket.id,” katanya.
Kegiatan Gelar Produk Industri dan Perdagangan ini merupakan kelanjutan dari pelaksanaan yang telah berlangsung di Gedung Dharmanegara Alaya Denpasar pada waktu lalu.
Pelaksanaan kali ini akan melibatkan 26 pelaku IKM/UKM yang merupakan binaan Pemerintah Kota Denpasar.
Saat ini, pihaknya juga melakukan penjajakan dengan beberapa mall di Kota Denpasar untuk melakukan kerjasama dalam pameran ini.
“Mungkin sampai Desember ini kami akan kerja sama dengan 3 sampai 4 mall,” katanya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/peserta-pameran-menunjukkan-produk-kripik-pare-dalam-kegiatan-pameran-umkm.jpg)