Berawal untuk Keluarga Sakit, Yunita Bikin Keripik Pare hingga Kini Beromzet Rp 10 Juta Per Bulan

Selama ini, semua mengenal pare sebagai bahan sayuran yang rasanya pahit. Karena rasa pahitnya ini, beberapa orang pun tak menyukainya.

Tribun Bali/Rizal Fanany
Peserta pameran menunjukkan produk kripik pare dalam kegiatan pameran UMKM yang bertajuk Gema Tridatu di Basement Duta Plaza, Denpasar, Selasa (24/11/2020). Kegiatan pameran UMKM ini bertujuan membangkitkan perekonomian UMKM kota Denpasar di masa Pandemi. (Tribun Bali/Rizal Fanany) 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Selama ini, semua mengenal pare sebagai bahan sayuran yang rasanya pahit.

Karena rasa pahitnya ini, beberapa orang pun tak menyukainya.

Namun, di tangan Yunita Puspita Dewi (38), pare yang rasanya pahit ini, disulap menjadi camilan yang nikmat dan bermanfaat untuk obat.

Ia memulai bisnis keripik pare ini sejak enam bulan lalu.

Baca juga: Layanan Contact Center PLN Raih 22 Penghargaan Ajang The Best Contact Center Indonesia

Baca juga: Millendaru Prakasa Alias Millen Cyrus Dijebloskan ke Tahanan Pria, ICJR Protes Keras Karena Ini

Baca juga: Perubahan: Pilih Cara Radikal Atau Incremental?

Ditemui dalam acara Gema Tridatu atau Gelar Bersama Industri dan Perdagangan Bermutu di Matahari Mall, Denpasar, Selasa (24/11/2020) mengatakan, ide awal pembuatan keripik pare ini karena ada salah satu keluarganya kencing manis.

Dan yang bersangkutan suka makan masakan pare sekaligus sebagai pengobatan.

“Agar tidak bosan dengan pare tumis atau pare telur, saya membuat kreasi keripik pare,” kata Yunita.

Karena sering membuat keripik pare ini, ia pun mencoba memasarkannya lewat media sosial.

Gayung bersambut, beberapa orang pun berminat.

Baca juga: Ikut Demo Minta Gisel Ditetapkan Jadi Tersangka, Dewinta Bahar Tak Mau Dituding Pansos

Baca juga: Bahar bin Smith Tolak Pemeriksaan Kasus Penganiyaan Driver Ojek Online, Begini Penjelasan Polisi

Baca juga: Kapolres Bangli Imbau Wujudkan Pilkada 2020 Kabupaten Bangli yang Aman, Lancar, dan Sehat

Akhirnya dengan modal awal Rp 250 ribu, dirinya terus membuat keripik pare ini.

“Awalnya keripik pare original, tapi sekarang sudah ada kreasinya seperti keripik pare balado, dan rasa-rasa agar tidak bosan juga,” katanya.

Dalam sehari, karena pengolahannya dilakukan secara manual ia mampu membuat hingga 5 kg keripik pare.

Bahkan untuk pembuatan tepungnya pun dilakukannya sendiri secara manual.

Baca juga: Kisah Aiptu Jakaria Tertembus 12 Peluru Saat Tangkap Penjahat: Hitungan 5 Gue Nggak Keluar, Serbu!

Baca juga: I Ketut Adiputra Karang, Dirut Baru PT. Jasamarga Bali Tol: Saya Kaget dan Tidak Sangka

Untuk harga per 100 gram kripik ini dibanderol Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved