Diduga Inilah Penyebab KPK Tahan Menteri Edhy Prabowo Sepulang dari Amerika Serikat
Kabar berembus jika anak buah Prabowo Subianto itu terjaring OTT dugaan kasus korupsi ekspor benur.
TRIBUN-BALI.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan atau Menteri KKP Edhy Prbowo disebut ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat baru pulang dari Amerika Serikat, 25 November 2020 dini hari.
Hal ini dinyatakan langsung oleh Wakil Ketua KPK Nawawi Pamolango saat dikonfirmasi kompas.com pada Rabu dini hari.
Namun demikian pihak KPK belum mai memberikan keterangan lebih lanjut.
Kabar berembus jika anak buah Prabowo Subianto itu terjaring OTT dugaan kasus korupsi ekspor benur.
Sedangkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan, penangkapan Edhy terkait dengan dugaan korupsi dalam ekspor benur.
"Benar KPK tangkap, berkait ekspor benur," kata Ghufron, saat dikonfirmasi, Rabu.
Menurut Ghufron, Edhy ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta bersama sejumlah pihak dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta anggota keluarganya.
"Tadi pagi (ditangkap) jam 1.23 di Soetta (Bandara Soekarno-Hatta). Ada beberapa dari KKP dan keluarga yang bersangkutan," ujar Ghufron.
Soal Edhy Prabowo
Edhy Prabowo adalah menteri KKP pengganti Susi Pudjiastuti.
Edhy Prabowo lahir di Muara Enim, Sumatra Selatan, 24 Desember 1972; umur 47 tahun.
Dia merupakan adalah politikus Indonesia yang berasal dari Partai Gerakan Indonesia Raya.
Edhy saat ini menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia sejak 23 Oktober 2019 pada Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPR dan Ketua Fraksi Gerindra di MPR RI peridoe 2014 - 2019[2].
Edhy sebelumnya adalah atlet pencak silat nasional.
Selain itu dia pernah pernah berjaya di event Pekan Olahraga Nasional (PON), dia juga pernah mengikuti kejuaraan tingkat mancanegara. Jejak karier Edhy Prabowo dimulai pada 1991.
Saat itu Edhy Prabowo berhasil diterima menjadi anggota Akabri di Magelang, Jawa Tengah. Sayang kariernya di militer hanya bertahan dua tahun. Edhy dikeluarkan karena terkena sanksi dari kesatuan.
Setelah itu, ia merantau ke Jakarta dan diperkenalkan dengan Prabowo Subianto yang kala itu masih berpangkat Letkol dan menjabat Dangrup III TNI AD.
Edhy pun diperkenalkan kepada Prabowo oleh Pak Yul di salah satu acara pesta di bilangan Pantai Ancol.
Prabowo akhirnya menampung Edhy dan teman-temannya.
Edhy dibiayai Prabowo mengenyam ilmu pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo. Selain itu, Edhy juga diminta untuk belajar silat setiap akhir pekan di Batujajar, Bandung.
Seiring waktu berjalan, Edhy Prabowo akhirnya menjadi orang kepercayaan Prabowo.
Dia menjadi orang yang mendampingi jenderal bintang tiga tersebut saat berdomisili di Jerman dan Yordania. Kala itu, Prabowo tengah merintis usaha di negeri tersebut.
Setelah Prabowo mendirikan Partai Gerindra, Edhy akhirnya memberanikan diri menjadi caleg di kampung halamannya, yakni Dapil Sumatra Selatan II.
Di tempat itu, Edhy Pabowo harus bersaing dengan sejumlah politisi senior seperti Mustafa Kamal, Dodi Alex Nurdin, dan Nazarudin Kiemas. Edhy pun berhasil menjadi caleg kelima yang memperoleh suara terbanyak.
Kendati sudah menjadi wakil rakyat, Edhy Prabowo masih aktif mengurus perguruan silat Satria Muda Indonesia dan beberapa bisnis lainnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KPK Tangkap Menteri KKP Edhy Prabowo, Diduga Terkait Ekspor Benur"