Ngopi Santai

Adios Diego Maradona

Di balik kejeniusannya di lapangan bola, kesehatan Diego Maradona memang menyedihkan sejak usianya masih belia.

Penulis: DionDBPutra | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Dwi Suputra
Ilustrasi - Diego Armando Maradona 

Seorang gadis dari Benfleet Inggris, Jeniece Harris rela membayar 3 ribu poundsterling kepada seorang ahli hukum guna mengubah namanya menjadi Janiece Jennifer Dorothy Arsenal Maradona.

Para pakar membuat penelitian khusus tentang Maradona. Hasilnya, anatomi tubuh Diego Armando  Maradona yang paling berperan adalah pinggul. Kesimpulan lain, Maradona adalah jenius bola,  skill-nya merupakan gabungan lima seniman bola terbesar dalam sejarah.

Ia mampu mengutak-atik bola seperti Pele (Brasil), menguasai lapangan tengah selevel Johan Cruyff (Belanda), berkelit bagaikan George Best (Irlandia Utara), gerakan kakinya laksana Roberto Baggio (Italia) dan umpan-umpannya amat matang seperti Franz Beckenbauer (Jerman) pada masa puncaknya.

Tahun 1986, Maradona yang dikaruniai lima orang anak mereguk segalanya. Nama besar, harga diri, kekayaan dan istri yang setia, Claudia. Di Argentina, ia menjadi anak angkat Presiden Carlos Menem, mendapat anugerah warga negara teladan.

Dunia mencetak namanya dengan tinta emas. Siapapun mengakui sang bintang kelahiran 30 Oktober 1960 tersebut  adalah primadona. Saat gol tangan Tuhan tercipta dan dia menjadi arsitek kemenangan tim Tango di final, sebagian penduduk Argentina bahkan menyebutnya sebagai El Dios atau Tuhan.

Dunia Berduka
Dunia sepak bola berduka atas kepergian Maradona. Di Argentina, Presiden Alberto Fernandez menetapkan tiga hari masa berkabung nasional. Sejumlah suporter sang legenda berkumpul di jalan-jalan Kota Buenos Aires.

Di dekat markas bekas klub Maradona, Buenos Aires, tampak sejumlah penggemar menaruh krans bunga duka cita. Sebagian berkerumun di San Andres dekat rumah Maradona. Pun di La Plata, kota dekat Buenos Aires, tempat sang legenda menghabiskan waktu sebagai direktur teknis klub Gimnasia y Esgrima.

"Diego adalah yang terbaik di sini, selamanya. Saya bertemu istri pada 1986 ketika Diego mencetak gol Tangan Tuhan-nya," kata Jose Luis Shokiva, warga Buenos Aires berusia 53 tahun.

Pemimpin Gereja Katolik sekaligus kepala negara Vatikan, Paus Fransiskus, mendoakan kepergian Maradona. Sejak memimpin Tahta Suci 2013, Paus asal Argentina itu beberapa kali menemui Maradona yang berkunjung ke Vatikan.

"Paus mendapat kabar kepergian Maradona, beliau terus mengingatnya dalam setiap doa, sebagaimana dilakukannya beberapa hari terakhir karena perkembangan kondisi kesehatan Maradona," ujar  juru bicara Vatikan, Matteo Bruni. dilansir Reuters.

Legenda sepak bola Brasil, Pele, menyatakan duka mendalam. "Saya yakin, suatu hari nanti kita akan bermain sepak bola di atas langit sana," kata Pele.

Kendati tak pernah bertemu di lapangan hijau, sebab Maradona baru memperkuat timnas Argentina 1977, enam tahun selepas Pele pensiun dari tim Samba, keduanya kerap disebut dalam perdebatan siapa pemain terhebat sepanjang masa. Desember 2000, FIFA menobatka  Pele dan Maradona, dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Abad Ini.

Klub Italia, Napoli, yang dibela Maradona 1984-1991 dan menjuarai Serie A 1986/87 dan 1989/90 menyebut kepergian legenda seperti pukulan telak. "Kami berduka cita. Rasanya seperti petinju yang dipukul KO. Kami begitu terkejut.  Engkau tetap di hati kami. Selamat jalan Diego."

Asosiasi sepak bola Argentina (AFA) melepas kepergian Maradona dengan tangis. "Presiden AFA Claudio Tapia, mewakili kesedihan mendalam atas kepergian legenda kami, Diego Armando Maradona. Kau akan selalu di hati kami."

Boca Junior, klub Argentina yang dibela Maradona 1981-1982 dan 1995-1997 mengucapkan terima kasih tak terhingga.  "Terima kasih kekal. Diego yang abadi."

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved