Pergulatan Diri East Groove Experiece di Single "Driftin Away and Exhausted"
Unit psychedelic rock asal Denpasar, East Groove Experience telah melepas tembang anyar mereka berjudul "Driftin Away and Exhausted".
Penulis: Putu Candra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Unit psychedelic rock asal Denpasar, East Groove Experience telah melepas tembang anyar mereka berjudul "Driftin Away and Exhausted".
Single kedua ini pun telah dapat didengar di pelbagai kanal musik digital.
Bak ditarik menembus waktu lampau, nuansa musik era 60-an begitu pekat pada lagu ini.
Meski belum lahir, pendengar diajak merasakan bagaimana atmosfer kala Jimi Hendrix menjadi kiblat musik rock di negeri Paman Sam.
Baca juga: Katalog Promo JSM Indomaret 27-29 November 2020, Diskon Beras, Deterjen hingga Camilan Hanya 3 Hari
Baca juga: Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan: Premanisme Tak Ada Kompromi
Baca juga: Diikuti Ratusan Gamer, KLS Bali Borong 3 Piala di Turnamen Mobile Legend
"Memang, musik era 60-an menjadi referensi kami dalam membuat karya, tapi dari riff-riff tetap ada perbedaan. Bagi kami, ada rasa yang tersendiri," tulis sang frontman, Ary Arseno dalam siaran persnya, Jumat (27/11/2020).
Membahas aliran musik, grup ini memainkan warna musik blues, psychedelic, rock 'n roll era '60-'70an, dikemas dengan musikalitas yang enerjik dan segar.
Lagu yang memadukan warna-warni turunan musik blues dan menjadi ciri khas dari band ini.
Ketukan drum yang tidak terkesan monoton, distorsi gitar garang memecah ruang, hingga vokal yang yang berkarakter begitu menarik untuk disimak.
Baca juga: Promo Gajian Untung 27 November - 3 Desember 2020, Diskon Minyak Goreng, Popok Bayi hingga Susu
Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Besok 28 November 2020: Capricorn Momen Luar Biasa, Bagaimana Zodiakmu?
Baca juga: Ramalan Zodiak Karier Besok 28 November 2020: Cancer Bekerja Keras, Pisces Berselisih dengan Bos
Lagu ini pun cukup menjanjikan dan menggoda untuk disimak materi lainnya.
"Driftin Away and Exhausted" sejatinya telah diproduksi sedari bulan September lalu.
"Kami record secara live di studio langganan kami, Rock The Beat studio, namun untuk proses mixing dan mastering kami lakukan secara mandiri," ungkap Ary.
Dalam proses recording, ia dan Rifqi Khilmi sebagai pencabik bass dibantu oleh Mahmud Yunus untuk mengisi drum.
Baca juga: Operasi Yustisi di Wilayah Renon, Belasan Orang Terjaring Langgar Protokol Kesehatan
Baca juga: Saat Patroli TNI Diserang KKB Papua di Nduga, Diduga Kelompok Egianus Kogoya
Baca juga: Cerita Karier Diego Maradona di Barcelona, Sempat Pakai Narkoba dan Maniak Pesta
Pun mereka membawakan tema yang begitu dalam, tentang pergolatan alam bawah sadar seorang individu saat berupaya menemukan jawaban atas sang diri.
Begitu dalam sampai-sampai sulit diaphami.
"Akhirnya, dari pergulatan itu, sang diri memutuskan untuk menerima pergulatan itu," terangnya.
Tak muluk-muluk, baik Rifqi maupun Ary berharap untuk terus berkarya, "sebagaimana musisi lainya, kita tentu ingin karya didengar oleh banyak orang dan tentunya dapat mewarnai skena musik di Bali, bahkan kami telah minyiapkan album yang akan segera dirilis," ungkapnya. (*)