Bangkitkan Semangat Seniman, Adiwana Bisma Ubud Gelar Pameran Kolektif dan Bazar

Adiwana Bisma mengundang 11 seniman dan komunitas seni untuk mencairkan kembali suasana hangat berkesenian di Bali.

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Pengunjung pameran saat melihat sejumlah karya dari para seniman 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN BALI.COM, GIANYAR - Fluid merupakan sebuah pameran kolektif yang diselenggarakan oleh Adiwana Bisma sebuah resort yang belum lama hadir di Ubud, Gianyar, Bali.

Beradaptasi dengan masa yang tidak menentu ini dan memberikan celah kreatif bagi para seniman untuk merespons ruang-ruang yang tidak wajar dan dapat dijadikan sebuah kegiatan seni.

Adiwana Bisma mengundang 11 seniman dan komunitas seni untuk mencairkan kembali suasana hangat berkesenian di Bali.

Mengundang seniman dari berbagai gaya dan medium untuk melaksanakan pameran selama satu bulan, Fluid dimeriahkan diantaranya oleh Andre Yoga pelukis yang gemar menuangkan mitologi era modern dalam karya-karyanya, pelukis Ubud yang sering melanglang buana di kancah nasional dan internasional Bagus Ari Maruta.

Baca juga: Bupati Artha Hadiri Peresmian Rumah Cokelat Candikusuma di Jembrana

Baca juga: Bupati Suwirta Ingatkan Investor Jangan Hanya Jadi Makelar Tanah, Harus Ikut Bangkitkan Pariwisata

Baca juga: 45 Meter Kubik Sampah Terbawa Arus saat Musim Hujan, DPUPR Denpasar Adakan Pembersihan Gorong-Gorong

Lalu Belanonik seniman mural perempuan kesayangan Bali, seniman grafiti dan mural Cube, seniman kontemporer perempuan yang tengah naik daun Citra Sasmita, desainer kreatif – abstrak Aditia Putra Priono.

Seniman tato ESP yang khas dengan garis tegasnya dari Seven And Nine Tattoo Studio, musisi dan seniman visual Intan Kirana Sari, seniman yang mengusung rerajahan Bali Kuncir Sathya Viku, SwoofOne dengan karya-karyanya yang menghipnotis, serta warna-warni dari Uncle Joy.

Delapan seniman dari komunitas seni kolektif Rurung Gallery diantaranya Brutalmark, Donikdangin, Dwymabim, Kidney, Mutaseight, Nedsone, Pansaka, dan Zolalongor juga turut meramaikan perhelatan acara selama satu bulan ini.

Fluid dalam bahasa Indonesia berarti cairan.

Cairan memiliki karakter ketahanan beradaptasi dengan ruangan, cara dan apa pun yang diberikan.

Pameran ini adalah representasi dari hal-hal tersebut.

Seperti terjebak dalam sebuah kotak dan tidak bisa bertemu dengan orang-orang yang memiliki kesamaan pandangan berpikir.

Fluid menantang orang-orang itu dengan menempatkan sebuah wadah yang tidak wajar, sebuah resort dengan keterbatasan-keterbatasan bagi para seniman untuk keluar dari apa yang biasa mereka lakukan.

Pameran ini akan menjadi salah satu bukti bahwa seni juga dapat mencair dan menyegarkan kekeringan di masa yang sulit ini.

General Manager Adiwana Bisma, Ubud, I Gusti Ngurah Swijana mengatakan membawa hal yang sangat jauh berbeda dengan apa yang kami lakukan biasanya, ternyata memberikan kami sebuah harapan.

Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta 29 November 2020: Pisces Dipenuhi Kebahagiaan, Aquarius Bertengkar

Baca juga: Di Usia 51 Tahun, BPR Tridarma Putri Bantu Nasabah Relaksasi & Restrukturisasi Kredit Dimasa Pandemi

Baca juga: Bagus Kahfi Gagal Bermain di Eropa & Ungkap Kekecewaanya, Hingga Barito Disindir Legenda Chelsea Ini

"Memberikan ruang seperti ini tentu saja penuh tantangan di masa seperti ini, tetapi saya berharap hal ini dapat dilaksanakan secara rutin, saling mendukung antara komunitas seni Bali dan pariwisata khususnya dunia perhotelan ternyata itu sangat mungkin sekali,” ujarnya.

“Sudah saatnya kita merubah konsep pemikiran kita, bahwa dunia hospitality itu tidak kaku, melainkan mampu mencair bersama untuk ke arah baru yang lebih baik bersama komunitas lokal dan seni," sambung Ngurah Swijana.

Bagi 11 seniman yang terlibat dalam pameran ini tentu saja tidak mudah untuk merespons ruang-ruang yang ada di resort ini.

Tanpa merusak atau mengubah yang sudah ada, sebelas seniman ini ditantang oleh Adiwana Bisma untuk membuat suasana baru tanpa merusak sesuatu yang sudah ada.

“Bagi saya, ini seperti menahan kencing yang menahun, lalu lega karena akhirnya dapat keluar dan minum air segar sebanyak-banyaknya.” imbuh Kuncir Sathya Viku, sebagai salah satu seniman yang penuh pro dan kontra bagi masyarakat Bali.

Sementara itu, Belanonik menuturkan begitu pandemi Covid-19 melanda kita seniman juga merasakan dampaknya.

"Banyak sekali pasti yang merasakan gimana susahnya untuk berkreasi seperti dulu. Apalagi kita para seniman pasti ada banyak yang gak bisa berkreasi seperti dulu lagi, apalagi teman-teman mural sekarang gak bisa bebas berkreasi lagi. Terimakasih sudah diberikan tempat dan wadah berkreasi, lagi" ungkapnya.

Tema FLUID ini saya harap teman-teman semua yang datang melihat hasil karya kami bisa merasakan suasana yang bertujuan mencairkan suasana seperti dulu lagi sebelum ada pandemi.

FLUID diselenggarakan mulai hari ini hingga tanggal 26 Desember 2020 mendatang.

Dengan suasana Ubud yang sejuk, pembukaan pameran ini dibuka petang ini dan dimeriahkan dengan live art oleh Rurung Gallery, serta musik sembari menikmati matahari terbenam dari atap Adiwana Bisma, Ubud.

Selama satu bulan FLUID juga akan menghadirkan program-program terkait sebelas seniman yang bergabung dalam pameran ini, mulai dari diskusi karya, workshop, bazar akhir pekan, hingga tur seni intim bersama seniman.

Bazar akhir pekan adalah acara menarik lainnya yang akan diadakan selama pameran Fluid.

Ide ini bertujuan untuk mendukung usaha kecil lokal terutama dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dengan lebih dari 10 pengusaha lokal dengan produk berbeda dari makanan sehat, fashion, seni, dan produk ramah lingkungan akan dipamerkan setiap akhir pekan selama 3 minggu berturut-turut selama pameran berlangsung.

Penyelenggara Bazar sekaligus pemilik bisnis Pasar Sama Rasa, Pritha Razad, mengatakan masa-masa yang tidak pasti ini telah mengubah cara hidup kami dan telah mengajari kami untuk melakukan sesuatu yang melampaui batas kami.

“Mari kita hargai semua orang yang melihat tantangan ini sebagai peluang dan pada saat yang sama berkontribusi pada tindakan keberlanjutan. Dukung bisnis lokal, dan berikan kembali kepada komunitas lokal," ujar Linda Wiryani yang juga pemilik bisnis Pasar SamaRasa.

Selain itu, sebagian dari dana yang terkumpul dari bazar akhir pekan ini akan disumbangkan ke Plastic for Rice Campaign oleh Adiwana Hotels & Resorts.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved