Human Interest Story
Kisah Pilu Nenek Lanjut Usia, Tinggal Sebatang Kara Tanpa Suami dan Anak di Sebuah Rumah Reot
Perempuan berusia lanjut itu kini justru masih membanting tulang dalam kesendirian di rumah reot miliknya.
Wanita lanjut usia itu tetap tegar menghadapi berbagai cobaan yang silih berganti.
Mulai dari membersihkan rumah hingga pekerjaan lainnya pun dikerjakan Nenek Sukarmi seorang diri.
Walau bersyukur atas apa yang dimilikinya saat ini, Nenek Sukarmi mengaku memiliki kekhawatiran di dalam hati.
Dirinya mengaku khawatir rumah yang meneduhinya selama puluhan tahun itu roboh dan justru menimpa dirinya sewaktu-waktu.
“Takut roboh, kalau musim hujan pasti ada angin dan kalau hujan angin saya langsung keluar rumah ke masjid, karena takut roboh," ujar Sukarmi bernada lirih, Minggu (29/11/2020).
Tetangga Sukarmi bernama Juanda (37) menjelaskan mengenai kondisi Nenek Sukarmi yang sangat memprihatikan.
Dirinya pun berharap agar rumah yang tidak layak huni itu dapat diperbaiki pemerintah ataupun dermawan.
"Nenek Sukarmi tinggal seorang diri sejak ditinggal suaminya meninggal dunia 20 tahun yang lalu. Kemudian memiliki dua orang anak tapi anaknya kurang peduli dengan kondisi dan keadaan orang tuanya saat ini," kata Juanda.
Sementara itu, Kepala Desa Pabuaran Suhendi mengaku pihaknya sudah sering mengusahakan untuk melakukan bedah rumah kepada pemerintah daerah.
Namun, diakuinya, pengajuan tersebut belum juga terealisasi hingga saat ini.
“Kami sudah mengajukan bantuan bedah rumah. Namun hanya dikasih janji tahun depan. Karena anggaran tahun ini fokus dialokasikan ke penanganan Covid-19,” ungkap Suhendi.
Camat Jayanti Yandri Permana menambahkan, pada intinya masih banyak sekali kebutuhan untuk bedah rumah.
"Maka secara bertahap saya programkan bedah rumah melalui pagu Kecamatan dan saya minta kepada Kepala Desa juga untuk mulai anggarkan di APBDes mulai tahun 2021," tuturnya.
"Saya juga meminta kepada beberapa perusahaan yang ada di wilayah Kecamatan Jayanti agar menghibahkan dana CSR-nya untuk membangun rumah yang layak huni yang ada di sekitar Kecamatan Jayanti ini," sambung Yandri.
Yandri berharap semoga tahun depan rumah yang tidak layak huni di Kecamatan Jayanti bisa dibangun secara bertahap.
"Dan semuanya ini harus diajukan dengan proses sistem," paparnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kisah Pilu Nenek Sukarmi, Hidup Sebatang Kara Tanpa Suami dan Anak di Rumah Reot Tak Layak Huni,