Warga Sigi Takut ke Kebun Pascapembunuhan Satu Keluarga di Desa Lembantongoa

Sebanyak 150 kepala keluarga (KK) di Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mengungsi pascapenyerangan oleh sekelompok orang tak dikenal

Editor: Ady Sucipto
Kompas.com
Ilustrasi pembunuhan 

Kapolres mengatakan situasi terakhir kondusif, bahkan anggota Brimob, polres, dan dari satgas telah melakukan trauma healing agar jangan sampai warga ketakutan terkait dengan kejadian tersebut.

Jenazah korban, lanjut Kapolres, dimakamkan oleh keluarga, sementara peti jenazah disiapkan Polres Sigi.

Ia mengatakan Satgas Operasi Tinombala saat ini sedang mengejar terduga pelaku.

Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru mendesak aparat hukum untuk mengusut pelaku pembantaian terhadap satu keluarga berjumlah empat orang di Desa Lembantongoa.

"Kita meminta aparat mengusut tuntas peristiwa tersebut, dan menjerat para pelaku sesuai hukum yang berlaku," kata Falah, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (28/11).

Pria yang biasa disapa Gus Falah ini melihat peristiwa pembantaian yang dilakukan orang tak dikenal itu harus ditindak tegas. Karena, lanjut dia, bisa saja ini berdampak pada persatuan Indonesia.

"Pada saat ini banyak hal yang bisa dibuat untuk menciptakan kegaduhan," ujar Gus Falah.

Dia kembali meminta agar pemerintah dan aparat keamanan bergerak cepat menangkap pelaku tersebut.

Forum Satu Bangsa pun meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas pembunuhan di Sigi, Sulawesi Tengah.

Ketua Umum Forum Satu Bangsa Hery Haryanto Azumi dalam rilisnya diterima di Jakarta, Sabtu (28/11), mengutuk keras tindakan yang sangat bertentangan dengan kemanusiaan tersebut, apalagi diduga menyerang tempat ibadah yang dapat memicu terjadinya konflik dalam skala lebih besar.

"Usut tuntas dan tangkap pelaku kriminal tersebut beserta dalangnya agar tidak ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan yang mengorbankan rakyat dan umat beragama," kata Hery.

Menurut dia, pembakaran tempat ibadah dan pembunuhan warga yang tidak berdosa apapun alasannya tidak dapat dibenarkan.

Hery meminta agar para tokoh agama bersatu menghadapi berbagai provokasi dalam segala bentuknya.

Para tokoh agama harus menjaga lisannya agar tidak menimbulkan kerusakan bagi umat manusia.

"Para pendiri bangsa telah meletakkan fondasi yang kokoh dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia, jangan sampai kita merusaknya," ucap mantan Ketua Umum PB PMII ini. (ant)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved