Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran Memantik Kecaman dari UEA, Minta Seluruh Pihak Menahan Diri
Pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, memantik respon sejumlah pemimpin di kawasan di Timur Tengah.
TRIBUN-BALI.COM, ABU DHABI- Pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, memantik respon sejumlah pemimpin di kawasan di Timur Tengah.
Satu di antaranya adalah Uni Emirat Arab yang mengutuk pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh-Mahabadi dan meminta semua pihak untuk menahan diri pada Minggu (29/11/2020).
Dilaporkan Arab News, Kementerian Luar Negeri dan kerjasama internasional UEA mengatakan, "Ketidakstabilan wilayah kami saat ini dan tantangan keamanan yang dihadapi mendorong kami semua bekerja untuk mencegah tindakan yang mampu menyebabkan eskalasi dan mengancam stabilitas seluruh wilayah."
UEA lalu menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri secara maksimal demi menghindari tingkat ketidakstabilan baru di wilayah tersebut.
Baca juga: Iran Mengancam dan Tegaskan Siap Membalas Dendam Atas Pembunuhan Ilmuwan Nuklirnya
Baca juga: AS Kerahkan Kapal Induk ke Kawasan Teluk, Apakah Terkait Memanasnya Hubungan Iran-Israel?
Baca juga: Ilmuwan Nuklirnya Terbunuh, Iran Kirim Pesan Ancaman Pembalasan kepada Israel
Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan Iran yang dilaporkan tewas dalam penyergapan di dekat Teheran pada Jumat (27/11/2020).
Sosoknya telah digambarkan oleh dinas intelijen Barat dan Israel selama bertahun-tahun sebagai pemimpin program bom atom rahasia yang dihentikan pada tahun 2003, yang oleh Israel dan Amerika Serikat (AS) menuduh Teheran berusaha untuk dipulihkan secara rahasia.
Sebelumnya diwartakan Kompas.com, Sabtu (28/11/2020) bahwa Iran menuding Israel hendak memprovokasi perang dengan pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir top mereka.
Mohsen Fakhrizadeh-Mahabadi adalah seorang profesor bidang fisika dan mantan perwira Garda Revolusi Iran.
Dia tewas setelah mobilnya dihujani senapan mesin dan disusul oleh ledakan.
Kematiannya itu terjadi setelah 2 tahun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan dunia agar "mengingat namanya dengan baik".
Pembunuhan terhadap ilmuwan nuklit itu membuat beban berat terhadap Teheran.
Pasalnya, Januari lalu, komandan top mereka, Qasem Soleimani, dibunuh drone AS di Baghdad, Irak.
Kepala staf militer Mayor Jenderal Mohammad Bagheri menyatakan, kematian Fakhrizadeh-Mahabadi adalah pukulan telak bagi sistem keamanan mereka.
Bagheri pun mengancam akan ada balas dendam yang pedih.
Sementara Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif menyebut ada keterlibatan Israel dalam insiden ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UEA Kecam Pembunuhan terhadap Ilmuwan Nuklir Top Iran, Minta Semua Pihak Tahan Diri"