Harga Emas Jatuh Lagi, Bulan Terburuk Dalam 4 Tahun
Emas jatuh ke terendah lima bulan pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB 1/12/2020) dan mencatat bulan terburuk dalam empat tahun.
TRIBUN-BALI.COM, CHICAGO - Emas jatuh ke terendah lima bulan pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB 1/12/2020) dan mencatat bulan terburuk dalam empat tahun.
Hal ini karena optimisme atas pemulihan ekonomi yang dipicu oleh vaksin yang cepat mengurangi daya tarik untuk emas sebagai tempat berlindung yang aman.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, turun 7,2 dolar AS atau 0,4 persen menjadi ditutup pada 1.780,90 dolar AS per ounce.
Baca juga: Detik-detik Pria Lagi Video Call dengan Istrinya Tiba-tiba Ditikam Kakak Ipar, Dipicu Persoalan Ini
Baca juga: Jelaskan Fungsi Pola Lantai pada Seni Tari Daerah! Jawaban TVRI Kelas 4-6 SD: Ragam Gerak Tari
Baca juga: Jadwal Belajar dari Rumah TVRI, Selasa 1 Desember 2020, Kelas 4-6 SD: Ragam Gerak Tari
Emas berjangka juga anjlok 23,10 dolar AS atau 1,28 persen menjadi ditutup pada 1.788,10 dolar AS pada Jumat lalu (27/11/2020). Emas berjangka telah kehilangan sekitar 5,6 persen selama Novemper.
"Mereka (investor) meninggalkan emas karena merasa vaksin itu akan membuka pasar di beberapa titik dan sepertinya transisi akan berjalan teratur," kata George Gero, direktur pelaksana RBC Wealth Management.
"Ini akan menjadi jalan panjang di depan untuk emas karena tampaknya tidak ada kebutuhan untuk tempat berlindung saat ini."
Baca juga: Jadwal Acara dari Rumah di TVRI Selasa 1 Desember 2020, Ada Tayangan Pembahasan Pesawat Sederhana
Baca juga: Babak Baru Temuan Mayat WNI di Dalam Koper di Mekkah Arab Saudi, 2 WNI Ditangkap Otoritas Keamanan
Baca juga: Sejumlah Warga Gelar Aksi Demo & Duga Ada Rizieq Shihab di Sentul, Satpol PP Menanti Perintah Atasan
Penurunan emas terjadi meski dolar melemah, yang mencapai level terendah dalam dua setengah tahun.
Prospek pemulihan ekonomi yang didorong oleh vaksin tahun depan telah menempatkan saham global dijalurnya untuk memecahkan rekor bulanan, sementara Bitcoin mencapai rekor tertinggi saat reli 2020 mulai berjalan.
Menopang harapan akan lebih banyak tindakan pemerintah untuk membantu perekonomian, Presiden terpilih Joe Biden menunjuk mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen, yang dipandang sebagai kekuatan untuk lebih banyak tindakan fiskal, sebagai calon menteri keuangan.
Baca juga: KPK dan Kejaksaan Agung Terus Awasi Aset Pemprov NTB di Gili Trawangan
Baca juga: Gusti Suryadana Dilantik Sebagai Anggota DPRD Bali, Tjok Agung Lega Komposisi Fraksi Kembali Komplit
Baca juga: Jefri Karyawan PDAM Ditemukan Tewas, Kondisinya Membusuk, Belum Diketahui Penyebab Kematiannya
Investor sekarang mengamati kesaksian Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell di hadapan Kongres minggu ini.
"Pedagang dan investor menunjukkan sedikit penghindaran risiko baru-baru ini, di tengah tidak ada hotspot geopolitik saat ini, harapan vaksin Covid-19 dan transisi yang lebih mulus dari tugas kepresidenan AS," kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff dalam sebuah catatan.
"Itu semua bearish untuk logam safe-haven."
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 4,6 sen atau 0,2 persen menjadi ditutup pada 22,593 dolar AS per ounce.
Platinum untuk pengiriman Januari naik 1,1 dolar AS atau 0,11 persen menjadi menetap pada 965,9 dolar AS per ounce. (*)
Sumber: Antara