Kasus Covid-19 di DKI Jakarta dan Bali Meningkat Drastis & Jadi Sorotan Pusat, Ini 5 Arahan Luhut

DKI Jakarta dan Bali menjadi sorotan pemerintah pusat. Kasus Covid-19 di DKI Jakarta dan Bali meningkat drastis pada pekan terakhir November 2020.

Editor: Widyartha Suryawan
Luhut Binsar Pandjaitan. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - DKI Jakarta dan Bali menjadi sorotan pemerintah pusat.

Sebab, kasus Covid-19 di DKI Jakarta dan Bali meningkat drastis pada pekan terakhir November 2020.

Di DKI Jakarta pada periode 25-30 November 2020 tercatat sebanyak 8.598 kasus Covid-19 dibandingkan 5.168 kasus pada periode 28 Oktober – 3 November 2020.

Sementara itu, di Bali kasus terkonfirmasi positif naik dari 386 kasus pada periode 28 Oktober-3 November 2020 menjadi 823 kasus pada 25-30 November 2020.

Merujuk perkembangan kondisi ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Luhut Binsar Pandjaitan memberikan arahan kepada kedua daerah tersebut.

Pertama, Luhut meminta agar pemerintah daerah (pemda) tidak lagi mengizinkan masyarakat untuk berkumpul dalam jumlah besar.

Baca juga: Kasus Covid-19 Jelang Pilkada 2020 Naik, Tim Satgas Siapkan Beberapa Strategi Ini

“Saya ingin kita semua bersepakat jangan ada kerumunan lagi dengan alasan apapun untuk beberapa waktu ke depan,” ujar Luhut dikutip dari siaran pers Kemenkomarves, Selasa (1/12/2020).

Kedua, Luhut meminta agar Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan saling mengecek ketersediaan obat yang ada di daerah.

Dia berpesan agar jangan sampai ada orang meninggal karena lalai mengecek ketersediaan obat.

Ketiga, Luhut Kemenkes memastikan kapasitas ICU dan isolasi di RS mencukupi untuk perawatan pasien Covid-19.

Keempat, khusus untuk wilayah Bali, Luhut meminta agar pemerintah daerah menambah fasilitas isolasi terpusat terutama di Tabanan.

“Kalau di kabupaten, hotel tidak cukup ya geserlah. Yang penting pisahkan secepatnya dari keluarga yang masih sehat,” tegasnya.

Dia pun mencontohkan wisma atlet di DKI Jakarta yang telah beroperasi dengan cukup baik.

Kelima, Luhut meminta kepada semua pihak yang berwenang untuk turut mengevaluasi pelaksanaan Pilkada dan dampak libur panjang pada akhir Oktober terhadap peningkatan kasus terkonfirmasi positif dan angka kematian.

Baca juga: Update Covid-19 di Denpasar: Kasus Positif Bertambah 36 Orang, 31 Pasien Sembuh dan Satu Meninggal

Hasil tersebut menurutnya penting untuk menentukan kebijakan libur panjang akhir tahun.

Kemudian, khusus untuk wilayah Bali, Luhut meminta agar pemerintah daerah menambah fasilitas isolasi terpusat terutama di Tabanan.

“Kalau di kabupaten, hotel tidak cukup ya geserlah. Yang penting pisahkan secepatnya dari keluarga yang masih sehat,” tegasnya.

Diapun mencontohkan wisma atlet di DKI Jakarta yang telah beroperasi dengan cukup baik.

Lebih lanjut, Luhut meminta kepada semua pihak yang berwenang untuk turut mengevaluasi pelaksanaan Pilkada dan dampak libur panjang pada akhir Oktober terhadap peningkatan kasus terkonfirmasi positif dan angka kematian.

Hasil tersebut menurutnya penting untuk menentukan kebijakan libur panjang akhir tahun.

Antisipasi Kerumunan Wisatawan
Jumlah wisatawan yang ke Bali saat libur akhir tahun 2020 ini diprediksi akan mengalami peningkatan.

Terkait itu, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra mengingatkan kepada wisatawan untuk mematuhi protokol kesehatan dengan ketat.

Institusinya akan menempatkan petugas di tempat-tempat wisata atau yang berpotensi terjadi kerumunan.

"Iya, prokes harus diawasi dengan menempatkan petugas Polri-TNI, dan aparat pemda lainnya," kata dia, usai mengunjungi Ombudsman Bali, Denpasar, Jumat (27/11/2020).

Pihaknya akan bekerja sama dengan seluruh stake holder yang ada seperti TNI dan aparat pemda. Hal ini untuk melakukan pembatasan-pembatasan di tempat wisata mencegah kerumunan.

"Pembatasan dan pola 3 M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak) di tempat yang dimunginkan di tempat kunjungan wisata tetap kami laksanakan," kata dia.

Menurutnya, jika satu tempat wisata sudah melebihi kapasitas maka wisatawan yang datang diminta pergi ke tempat lain.

"Kalau melebihi kapasitas kami akan salurkan ke tempat lain," kata dia.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengharapkan kedatangan wisatawan domestik saat libur akhir tahun nanti.

Namun, dengan catatan, tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.

Baca juga: Pariwisata Nusa Penida Mulai Bangkit, Ratusan Wisdom Berkunjung ke Pantai Kelingking Saat Weekend

Cok Ace memprediksi angka wisatawan domestik yang ke Bali pada libur akhir tahun nanti di atas 10.000 tiap harinya.

Hal ini berkaca pada saat libur panjang Oktiber lalu yang jumlah wisatawan ke Bali ada di angka 9.000 tiap harinya.

Angka tersebut meningkat dua kali lipat dari hari biasa yaitu antara 3.000 sampai 4.000 tiap harinya.

Terkait Presiden Joko Widodo yang meminta jatah libur akhir tahun 2020 dikurangi, ia mengatakan, arahan dari Presiden tersebut terkait dengan adanya klaster penularan Covid-19 pada wisatawan.

Menurutnya, di Bali saat libur panjang Oktober lalu, tidak menimbulkan klaster wisatawan, baik di obyek wisata hingga tempat menginap.

"Saya kira arahan Bapak Presiden, terkait dengan adanya klaster wisatawan khususnya pada saat libur panjang. Tapi, khusus untuk di Bali, liburan panjang beberapa hari yang lalu tidak menimbulkan klaster wisatawan," kata pria yang akrab disapa Cok Ace ini, melalui pesan WhatsApp, Selasa (24/11/2020).

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini 5 Arahan Luhut untuk Kendalikan Covid-19 di Jakarta dan Bali" dan "Antisipasi Kerumunan Wisatawan Saat Libur Akhir Tahun, Ini Kata Kapolda Bali"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved