Virus Corona
Pertama di Dunia, Vaksin Covid-19 Akan Tersedia di Inggris Mulai Pekan Depan
Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan independen atawa Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) memberikan persetujuan penggunaan
Hanya saja, Inggris memutuskan prioritas vaksin akan diberikan kepada masyarakat yang paling membutuhkan seperti orangtua, karyawan rumah sakit dan tenaga medis.
Sementara itu, Pfizer mengatakan, otorisasi penggunaan vaksin ini menandai momen bersejarah Inggris dalam perang melawan Covid-19.
Pfizer mengumumkan terobosan vaksinnya pada 9 November 2020 lalu dengan hasil uji klinis tahap III
"Otorisasi ini adalah tujuan yang telah kami upayakan sejak kami pertama kali menyatakan sains akan menang, dan kami memuji MHRA atas kemampuan mereka untuk melakukan penilaian yang cermat dan mengambil tindakan tepat waktu untuk melindungi masyarakat Inggris," kata Bourla.
Regulator obat-obatan Inggris mengatakan, persetujuan ini dikeluarkan dalam waktu singkat dengan melakukan analisa data dan proses manufaktur secara bersamaan, sementara Pfizer berlomba untuk melakukan uji coba.
"Tidak ada jalan pintas," kata Kepala MHRA June Raine dalam keterangan resminya.
Dia menambahkan, bahwa data pertama tentang vaksin ini sebenarnya sudah diterima pada bulan Juni 2020 dan telah menjalani analisa ketat terhadap standar internasional.
"Dengan 450 orang meninggal karena infeksi Covid-19 setiap hari di Inggris, manfaat persetujuan vaksin lebih besar daripada risikonya," kata Andrew Hill, Peneliti Senior di Departemen Farmakalogi di Universitas Liverpool.
Sementara itu Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) akan melakukan rapat pada 10 Desember 2020 untuk membahas apakah akan merekomendasikan otorisasi penggunaan darurat vaksin bersama dengan Pfzier/BioNTech dan European Medicines Agency (EMA).
Diperkirakan mereka pun akan memberikan persetujuan darurat untuk vaksin pada 29 Desember.
"Data yang diserahkan ke badan pengatur di seluruh dunia adalah hasil dari program penelitian dan pengembangan yang ketat secara ilmiah dan sangat etis," kata ugur SAhin, Kepala Eksekutif dan salah satu pendiri BioNTech.
Sementara itu, BioNTech berharap pihak FDA dan EMA bisa membuat keputusan pada pertengahan Desember 2020. (*)