Seringkali Memiliki Dampak Besar, Begini Cara Mengatasi Efek dari Peristiwa Traumatis

Orang yang mengalami peristiwa trauma seringkali merasa terancam, cemas, atau ketakutan, meski peristiwa tersebut telah berlalu.

Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
ilustrasi trauma 

TRIBUN-BALI.COM - Peristiwa traumatis seringkali memicu gangguan pada fisik, emosional, spiritual, dan psikologis.

Orang yang mengalami peristiwa trauma seringkali merasa terancam, cemas, atau ketakutan, meski peristiwa tersebut telah berlalu.

Efek peristiwa traumatis memang tak bisa disepelekan karena bisa berdampak besar pada kehidupan seseorang.

Beberapa contoh peristiwa traumatis, antara lain:

Baca juga: Penggeledahan di Rumah Dinas Edhy Prabowo, KPK Amankan 8 Sepeda dan Uang Rp 4 Miliar

Baca juga: 5 Alasan Patah Hati Begitu Menyakitkan, justru Tak Ada Kaitannya dengan Mantan

Baca juga: Respons Khabib Nurmagomedov Ketika Tau Akan Bertemu Conor McGregor di UFC 257

-kematian anggota keluarga

-perceraian

-sakit atau cedera fisik

-perang

-bencana alam

-terorisme.

Bagaimana Orang Menanggapi Peristiwa Traumatis?

Setiap orang menanggapi peristiwa traumatis dengan cara berbeda.

Seringkali, tanda-tanda trauma tidak terlihat tetapi bisa menyebabkan reaksi emosional yang serius.

Syok dan penyangkalan setelah kejadian merupakan reaksi yang wajar.

Biasanya, hal itu dilakukan untuk melindungi diri dari dampak emosional dari peristiwa tersebut.

Baca juga: Evakuasi Truk Pengangkut Jeruk Terguling di Tol Lampung, Polisi Malah Temukan 6 Bungkus Ganja

Baca juga: Arti Mimpi Menangis, Benarkah Pertanda Datangnya Kebahagiaan?

Baca juga: Beri Penilaian Terhadap Sosok Lesti Kejora, Ibu Rizky Billar Sebut Menantu Idaman

Peristiwa traumatis juga bisa menyebabkan seseorang merasa kosong dan hampa.

Berikut berbagai hal yang bisa terjadi pada seseorang yang mengalami peristiwa traumatis:

-mudah marah

-perubahan suasana hati yang dramatis

-kecemasan

-depresi

-penyangkalan

-ingatan berulang tentang peristiwa tersebut

-gangguan tidur

-perubahan nafsu makan

-ketakukan yang intens.

Orang yang mengalami peritiwa traumatis bisa saja mengalami PTSD atau gangguan stres pascatrauma.

PTSD adalah jenis gangguan kecemasan yang memengaruhi hormon stres dan mengubah respons tubuh terhadap stres.

PTSD dapat menyebabkan respons fisik dan emosional yang intens terhadap pikiran atau ingatan apa pun tentang peristiwa traumatis.

Hal itu bisa terjadi dalam hitungan bulan hingga tahunan.

 Bagaimana cara mencegahnya?

Ada beberapa cara untuk membantu memulihkan stabilitas emosi setelah peristiwa traumatis.

Berikut cara tersebut:

-bicarakan pengalaman tersebut dengan keluarga atau teman dekat. Kita juga bisa berbagi kisah dalam buku harian.

-beri diri waktu dan sadari bahwa kita tidak dapat mengontrol segalanya.

-mintalah dukungan dari orang-orang terdekat

-temukan kelompok pendukung

-mengonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga, istirahat yang cukup, dan hindari alkohol dan obat-obatan.

-pertahankan rutinitas harian dengan aktivitas terstruktur.

-lakukan hobi atau minat lain, tetapi jangan berlebihan.

Kapan saatnya meminta bantuan profesional?

Jika peristiwa traumatis tersebut mengganggu aktivitas harian, sebaiknya kosultasikan dengan profesional.

Kita juga perlu mencari bantuan profesional jika mengalami gejala berikut:

-ledakan emosional

-perilaku agresif

-penarikan

-kesulitan terus-menerus dalam tidur

-obsesi berlanjut dengan peristiwa traumatis

-masalah serius di sekolah. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Punya Dampak Besar, Bagaimana Mengatasi Efek Peristiwa Traumatis?",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved